Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi Inggris turun dari level tertinggi dalam empat dekade pada Agustus 2022 menyusul penurunan harga bensin.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (14/9/2022), Kantor Statistik Nasional Inggris mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 9,9 persen pada Agustus 2022 dari bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), di bawah proyeksi analis sebesar 10 persen.
Angka tersebut mungkin memicu spekulasi bahwa inflasi akan segera mencapai puncaknya, sehingga mengurangi tekanan terhadap Bank of England (BOE) untuk bertindak. Perdana Menteri Inggris Liz Truss mengumumkan rencana untuk menerapkan pembatasan harga energi yang akan berlaku pada Oktober.
Ekonom memandang langkah tersebut dapat mengurangi tekanan ekonomi dari lonjakan harga pada musim dingin. Namun, kebijakan tersebut dinilai tidak akan mampu membawa inflasi mendekati target inflasi BOE sebesar 2 persen pada akhir tahun.
“Bank of England terus menghadapi tantangan berat untuk membawa pertumbuhan harga kembali ke level targetnya, mengingat tekanan mendasar yang sedang berlangsung,” ungkap Rachel Winter, Partner di Killik & Co, dikutip Bloomberg, Rabu (14/9/2022).
Sementara itu, ekonom Bloomberg Economics Ana Luis Andrare mengatakan inflasi di Inggris yang mereda pada bulan Agustus mencerminkan penurunan bulanan harga bahan bakar. Namun, dengan inflasi berada hampir lima kali di atas target dan tekanan semakin meluas. Hal ini tidak akan menghentikan BOE untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan 22 September mendatang.
Baca Juga
“Proyeksi dasar kami adalah kenaikan 50 basis poin. Itu karena kami pikir paket dukungan energi darurat pemerintah mengurangi kebutuhan front-loading dengan memastikan puncak inflasi yang lebih rendah dan penurunan yang lebih cepat tahun depan,” kata Ana.
Data inflasi Inggris sangat kontras dengan data inflasi AS yang dirilis Selasa (13/9/2022). Inflasi AS naik 0,1 persen pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mom) dan 8,3 persen year-on-year (yoy).
BOE mengadakan pertemuannya kebijakan pada 22 September dan investor kini memproyeksikan kenaikan suku bunga antara 50 atau 75 basis poin dari level saat ini sebesar 1,75 persen.
Kepala ekonom Institute of Directors Kitty Ussher mengatakan data inflasi hari ini tidak mungkin mengubah ekspektasi kenaikan suku bunga dalam rapat kebijakan BOE bertemu pekan depan.
“Tekanan inflasi yang tumbuh di dalam negeri seperti inilah yang menjadi perhatian utama,” jelasnya.