Bisnis.com, JAKARTA- Jelang setahun merger PT Pelindo (Persero), berbagai perubahan pada aspek kelembagaan dinilai turut mendorong adanya peningkatan kinerja kepelabuhanan petikemas di Tanah Air.
Pengamat Maritim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Saut Gurning mengatakan penggabungan Pelindo I-IV pada Oktober 2021 turut menciptakan perencanaan dan mekanisme kerja yang lebih baik. Hal tersebut termasuk SOP dan fasilitas utamanya peralatan kepelabuhanan yang didorong untuk semakin seragam di seluruh Indonesia.
Menurut Saut, sejumlah terminal petikemas mengalami kenaikan kinerja. Misalnya, di berbagai terminal kontainer di wilayah Indonesia Timur.
"Dengan penggabungan atas perencanaan yang terpusat lewat merger telah meningkatkan parameter produktivitas penanganan kontainer dalam satuan box ship per hour menjadi lebih baik," terangnya kepada Tim Jelajah Pelabuhan Bisnis Indonesia melalui pesan singkat, Jumat (9/9/2022).
Di sisi lain, perencanaan dan pengendalian kepelabuhanam yang terpusat melalui empat unit subholding dinilai mengurangi gap luaran akibat semakin mengecilnya perbedaan kapasitas layanan.
Saut juga mengatakan diferensiasi kinerja luaran antarterminal menjadi semakin minim, sehingga pengguna jasa mendapatkan nilai tambah yang positif.
Baca Juga
Akan tetapi, timpal Saut, kendali terpusat Pelindo menimbulkan konsekuensi proses pengambilan keputusan terkonsentrasi di pusat. Sehingga, berbagai keputusan teknis di lapangan atau di garda depan layanan jasa Pelindo yang berhadapan langsung dengan pengguna jasa dinilai tidak responsif, dan kurang fleksibel.
Bahkan, waktu yang lebih lama untuk pengambilan keputusan dinilai secara tidak langsung menghilangkan potensi bisnis bila dihadapkan pada respon dan fleksibilitas pengambilan keputusan oleh operator lain.
"Jadi perencanaan dan penyiapan modal jasa menjadi lebih baik, namun menjadi kurang praktis, fleksibel dan responsif di lapangan," kata Saut.
Saut menjelaskan bahwa pascamerger, keputusan operasional perseroan yang dibutuhkan secara cepat untuk kepentingan pengguna jasa cenderung melambung ke atas dulu yaitu kantor pusat atau pimpinan subholding.
Hierarki itu lalu baru dilanjutkan ke bawah lewat kepala regiona, serta perwakilan unit kerja subholding di berbagai lokasi jasa langsung dengan pengguna jasa.
"Proses baru ini merupakan birokrasi baru yg butuh waktu, lalu kurang fleksibel dan proses tambahan. Alhasil, pengguna jasa bila ditawarkan oleh operator lain yang fleksibel dan gesit akhirnya memilih pengambilan keputusan yang cepat," ujarnya.
Jelang satu tahun merger Pelindo, Saut menyarankan agar BUMN pelabuhan itu bisa menerapkan proses pengambilan keputusan yang lebih responsif secara teknis untuk kepentingan penggguna jasa di lapangan.
Sementara itu, Saut juga menyarankan peran kepala regional perlu diperbesar.
"Perwakilan subholding perlu segera diisi dengan tim yang handal, memahami fungsi operasional dengan pemahaman kebutuhan ekosistem pengguna jasa di sekitarnya," lanjutnya.
Seperti diketahui, kini terdapat empat subholding Pelindo yakni PT Pelindo Terminal Petikemas, PT Pelindo Multi Terminal, PT Pelindo Jasa Maritim, dan PT Pelindo Solusi Logistik.