Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Patra Niaga melaporkan terjadi peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar setelah wacana kenaikan harga sepekan terakhir.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan peningkatan konsumsi itu berada di kisaran 1 persen hingga 2 persen dari rata-rata konsumsi harian.
“Memang ada peningkatan konsumsi sekitar 1 hingga 2 persen dari rata-rata harian,” kata Irto saat dihubungi, Senin (29/8/2022).
Kendati demikian, Irto memastikan ketersediaan BBM jenis Pertalite dan Solar relatif aman dengan ketahanan masing-masing mencapai 18 dan 21 hari.
“Pagi tadi stok Pertalite di 18 hari dan Solar 21 hari dan kita terus produksi jadi stok aman,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menuturkan pemerintah fokus untuk menjaga alokasi anggaran subsidi energi tidak melebihi Rp502 triliun pada tahun ini. Konsen itu menguat beberapa kali dalam kesempatan rapat kabinet beberapa waktu terakhir.
Arah pembahasan kabinet itu menyusul komitmen pemerintah untuk menekan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga akhir 2022 berada di level bawah 4 persen dari PDB. Apalagi, kata Arifin, penerimaan negara belakangan menyusut akibat efek lonjakan harga komoditas atau windfall yang mulai melandai.
“Kita sekarang masih defisit, kita batasi 3 persen kembali ke UU [APBN 2022] itu memang yang dihadapi oleh pemerintah,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (26/8/2022).
Adapun, proyeksi defisit APBN telah diturunkan menjadi 4,50 dalam Perpres 98/2022, dari sebelumnya 4,85 persen berdasarkan UU APBN Tahun Anggaran 2022.
Dengan demikian, Arifin mengatakan, pemerintah masih mengkaji dengan rinci terkait dengan opsi untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hingga pembatasan pembelian Pertalite dan Solar pada paruh kedua tahun ini.
Harapannya, alokasi anggaran subsidi energi tidak kembali mengalami kenaikan dari pagu yang ditetapkan pada APBN tahun ini.