Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) menjadi 3,75 persen membuat pengusaha khawatir akan terjadinya pelambatan kinerja sektor riil dalam jangka pendek, khususnya manufaktur.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai kenaikan suku bunga akan memicu kenaikan beban pinjaman pelaku industri yang sebelumnya sudah dihimpit oleh beberapa hal lain.
Di antaranya, jelas Shinta, peningkatan overhead cost dari faktor-faktor seperti harga komoditas global, impor bahan baku, logistik, dan lain-lain.
"Tentu saja kenaikan suku bunga ini hal yang tidak mengenakkan dan kurang berkenan untuk pelaku usaha," kata Shinta kepada Bisnis, Kamis (25/8/2022).
Dia menjelaskan para pelaku industri mengkhawatirkan efek negatif kenaikan suku bunga terhadap pertumbuhan kinerja ataupun produktivitas sektor riil, serta penciptaan lapangan kerja dalam jangka pendek.
Sebab, sambungnya, kenaikan suku bunga akan mendesak pelaku usaha untuk mengambil kembali langkah penghematan alias efisiensi. Bahkan, kata Shinta, menunda ekspansi bisnis.
Kendati demikian, dia menyebut langkah BI menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dapat dipahami. Sebab, pemerintah terlihat kesulitan mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah dan implikasinya terhadap inflasi dalam negeri.