Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia National Air Carriers International (INACA) meragukan kebijakan pemerintah terkait menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Avtur pesawat.
Sekretaris Jenderal INACA Bayu Sutanto mengatakan saat ini pemerintah mendesak menurunkan harga tiket pesawat. Namun, di sisi lain hendak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, naiknya harga tiket pesawat bukan satu-satunya penyebab atau penyumbang signifikan inflasi.
Dia mengapresiasi sejumlah upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah untuk menstabilkan harga tiket pesawat. Namun, lanjutnya, untuk upaya penurunan atau penghapusan PPN Avtur akan lebih sulit.
"Soalnya, PPN ini kan sumber pendapatan negara. Makin besar porsi pajaknya makin bagus negara ini. Tapi kalau sampai mengorbankan PPN saya enggak yakin," ujarnya, Rabu (24/8/2022).
Ketua Umum Indonesia INACA Denon Prawiraatmadja juga kembali menekankan sejumlah penyebab menyebabkan naiknya harga tiket. Pertama adalah harga avtur dan yang kedua adalah sewa pesawat.
Denon menyebut tarif sewa pesawat naik juga berimbas karena saat ini jumlah pesawat juga mengalami penyusutan. Dengan demikian berlakulah hukum pasar.
"Kenaikan harga ini mekanisme pasar. Justru dengan menaikkan harga ini membuat para maskapai bisa tetap survive di rute itu, dan itupun meskipun naik maskapai belum ada keuntungannya," terangnya.
Bahkan, Denon menyebut, di beberapa tempat harga avtur malah 2 kali lipat dari harga sebelumnya, di Kalimantan. Tentu ini akan menjadi hambatan bagi semua aktivitas sosial ekonomi.
Denon juga nenyebut telah merencanakan diskusi interaktif bersama Menteri Perhubungan RI untuk membahas perkara kenaikan harga tiket pesawat ini. Hal ini dilakukan sejalan dengan instruksi Presiden RI yang meminta Kementerian Perhubungan dan BUMN mencari solusinya.
Dia juga menyimpulkan penyelesaian masalah ini adalah pada komunikasi antara para stakeholder dan pemangku kebijakan.
"Saya bicara dengan Pak Menhub. Kami adakan diskusi interaktif, karena yang terdampak itu industri pariwisata, kemudian perhotelan," imbuhnya.