Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM: Windfall Komoditas Tak Mampu Tutup Harga BBM

Anggaran subsidi energi Rp502 triliun pada APBN 2022 akan habis karena tingginya tingkat konsumsi energi dan harga minyak global yang masih mahal.
PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV wilayah Jawa Tengah & DI Yogyakarta mencatat kenaikan konsumsi BBM selama periode libur panjang akhir pekan yang berlangsung pada 28 Oktober-1 November 2020. (Foto: Istimewa)
PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV wilayah Jawa Tengah & DI Yogyakarta mencatat kenaikan konsumsi BBM selama periode libur panjang akhir pekan yang berlangsung pada 28 Oktober-1 November 2020. (Foto: Istimewa)

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengkhawatirkan beban subsidi energi yang besar, tidak dapat tertutupi pendapatan negara dari komoditas unggulan lainnya atau windfall yang belakangan cenderung mengalami penurunan.

Padahal, harga minyak mentah dunia diprediksi tetap tertahan tinggi seiring dengan eskalasi perang Rusia-Ukraina yang belum melandai hingga pertengahan tahun ini.

“Kelihatannya [subsidi] juga akan terjadi gap pelebaran yang cukup besar karena tren dari [windfall] komoditas ini justru mengalami pelemahan,” kata Arifin saat rapat kerja (Raker) dengan komisi VII, Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Di sisi lain, Arifin menggarisbawahi, harga minyak mentah dan sejumlah komoditas energi primer lainnya dipastikan tetap tertahan tinggi untuk waktu yang lama. Alasannya, pasokan energi di pasar dunia makin ketat di tengah menguatnya tensi geopolitik perang Rusia-Ukraina belakangan ini.

Misalkan, dia mencontohkan, harga minyak mentah dunia belakangan kembali naik ke posisi US$96 per barel setelah  sempat mereda pada level US$92 per barel. Menurut Arifin, kenaikkan harga minyak mentah itu disebabkan karena kekhawatiran menguatnya perang setelah Ukraina merayakan hari kemerdekaan mereka hari ini, rabu (24/8/2022). Sementara, invasi militer tetap digencarkan Rusia setelah enam bulan ini.

“Permintaan akhir tahun ini diperkirakan meningkat karena musim dingin bukan hanya BBM tetapi jenis energi lain. Sekarang juga dikhawatirkan konflik membesar karena ada pergerakan yang cukup besar terkait dengan hari ulang tahun kemerdekaan Ukraina,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa anggaran subsidi energi Rp502 triliun pada APBN 2022 akan habis karena tingginya tingkat konsumsi energi dan harga minyak global yang masih mahal.

Hal tersebut disampaikan oleh Sri Mulyani dalam rapat kerja Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) dengan Menteri Keuangan, Selasa (23/8/2022). Dia memaparkan realisasi APBN 2021 dan gambaran pelaksanaan anggaran tahun ini.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa tingginya harga minyak global membuat pemerintah harus menaikkan subsidi energi hingga tiga kali lipat tahun ini, menjadi Rp502 triliun. Sayangnya, dana jumbo itu ternyata tidak cukup untuk menahan harga di tingkat masyarakat.

"Dengan harga BBM, minyak dunia yang terus menerus tinggi, Rp502 triliun diperkirakan akan habis dan masih belum mencukupi. Kami memperkirakan apabila laju konsumsi seperti yang terjadi pada tujuh bulan terakhir ini maka Rp502 triliun akan habis dan masih akan ada tambahan lagi," ujar Sri Mulyani di gedung DPR RI, pada Selasa (23/8/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper