Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan hari ini, Rabu (24/8/2022), mengunjungi Istana Kepresidenan Jakarta untuk membahas beberapa agenda bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), mulai dari perjanjian dagang hingga masalah telur.
Zulhas menyampakan, dalam rapat terbatas tersebut, Jokowi membahas terkait tindak lanjut kunjungan ke Korea Selatan, China, dan Jepang pada beberapa waktu lalu.
“Tadi rapat sebetulnya tindak lanjut kunjungan Bapak Presiden ke Korea Selatan, China, dan Jepang, untuk Kemendag, ada hal yang penting, di situ ada Regional Comprehensive Economic Partnership [RCEP], Korea Selatan dan China,” ungkapnya, Rabu (24/8/2022).
Lebih lanjut, Zulhas menjelaskan bahwa perjanjian bersama Korea Selatan dan China telah rampung, akan disahkan dalam Rapat Paripurna DPR pada 30 Agustus mendatang.
Sementara untuk perjanjian bersama Jepang, Zulhas mengungkapkan masih perlu ada beberapa penyesuaian soal tarif. Dia menyebut bahwa perjanjian telah tersedia, tetapi membutuhkan pembahasan lebih lanjut pada pertemuan menteri di Presidensi G20 mendatang.
“Yang Jepang sudah sepakat akan di tanda tangan bareng, ada perubahan saja, pada pertemuan dengan menteri perdagangan Jepang di G20 nanti,” ungkapnya.
Baca Juga
Selain membahas tindak lanjut dari kunjungan Jokowi, Zulhas membeberkan juga membahas terkait kenaikan harga telur yang terjadi dalam beberapa hari ini.
Berdasarkan pantauan pada Info Pangan Jakarta pukul 12.00 WIB, harga telur ayam tertinggi yakni Rp35.000/kg terdapat di Pasar Petojo Ilir, Jakarta Pusat. Sementara harga terendah Rp28.000 per kilogram di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur.
Sementara bila melihat harga telur ayam secara rata-rata nasional di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), yakni sebesar Rp30.850/kg. Adapun harga terendah terdapat di Jambi, Rp25.450/kg, dan tertinggi di Papua, Rp39.650/kg. Padahal idealnya, harga telur di angka Rp28.000 per kg.
“Tadi Pak Presiden tanya, waktu saya diangkat jadi Mendag hari kedua, harga telur Rp32.000, turun sampai Rp25.000/kg, terlalu rendah, sama dengan harga ayam, dari Rp52.000/kg sampai Rp28.000, itu merugikan peternak,” ujarnya.
Zulhas menyampaikan bahwa para pengusaha ayam petelur melakukan apkir dini atau pemotongan ayam petelur karena harga telur ayam terlalu rendah. Akibatnya, produksi telur berkurang.
Selain itu, adanya program bansos dari Kemensos menyebabkan tingginya permintaan telur sehingga turut mengerek harga.
“Kebetulan Kemensos merapel programnya tiga bulan sekaligus, telur lagi, satu ada apkir dini kedua bansos 3 bulan dirapel,” jelasnya.