Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian akhirnya buka suara terkait harga telur ayam yang dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan cukup signifikan, bahkan di Jakarta tertinggi hingga Rp35.000 per kilogram (kg).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkapkan bahwa dari sisi produktivitas baik komoditas ayam dan telur cukup bagus.
“Yang jelas dari produktivitas itu kewenangan Kementan, produktivitas cukup bagus, kalau perdagangan distorinya ada, tentu banyak pihak yang menangani, termasuk di bawah Kementerian Perdagangan,” ujarnya saat dijumpai di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (24/8/2022).
Terkait pasokan dan kebutuhan atau supply and demand, SYL menyebutkan bukan ranah Kementan soal distribusi, karena pihaknya fokus pada produktivitas.
“Semua saling terkait dengan hal itu, tetapi itu bagaimana mengatur supply and demand, tidak di saya, saya fokus pada produktivitas, proudktiviatas sangat aman,” lanjutnya.
SYL menyebutkan setidaknya populasi ayam di Indonesia sangat besar, hingga tiga miliar ekor. Bahkan saat ini Indonesia sudah mulai melakukan ekspor untuk komoditas daging ayam ke Singapura.
Baca Juga
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan per 18 Juli 2022, prognosa stok indikatif telur ayam tercatat surplus hingga September mendatang. Pada Juli 2022, prognosa stok letur ayam surplus 47.399 ton, Agustus surplus 85.254 ton, dan September sebanyak 86.988 ton.
Sebelumnya, peternak mengeluhkan kenaikan harga pokok produksi atau HPP peternak sangat bergantung pada harga pakan impor untuk ayam seperti jagung dan soy bean meal yang saat ini terpantau juga tinggi.
Sekretaris Jenderal Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi menyebutkan bahwa saat ini harga pakan ayam mencapai Rp9.000 per kg yang menyebabkan kenaikan harga ayam hidup maupun telur.
“Dengan harga pakan Rp9.000 per kg, harga anak ayam Rp7.000 per ekor. Biaya pokok peternak per kg ayam hidup di kandang sudah Rp21.000,” ujarnya, Senin (22/8/2022).
Sugeng menyampaikan, seharusnya harga acuan di kandang sebesar Rp20.000 per kilogram. Artinya, dengan kenaikan harga tersebut turut mengerek harga telur di tingkat peternak hingga tingkat konsumen.