Bisnis.com, JAKARTA — Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) 22-23 Agustus 2022 memutuskan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 3,75 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa perekonomian global berisiko tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut disertai dengan peningkatan risiko stagflasi dan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
“Pertumbuhan ekonomi sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan China berisiko lebih rendah dari proyeksi sebelumnya disertai dengan risiko stagflasi di sejumlah negara dan resesi di negara maju sebgai dampak dari pengetatan kebijakan moneter yang agresif,” katanya dalam konferensi pers RDG BI, Selasa (23/8/2022).
Perry menyampaikan indikator dini pada Juli 2022 mengindikasikan adanya perlambatan konsumsi dan kinerja manufaktur di AS, Eropa dan China.
Di sisi lain, tekanan inflasi global masih tinggi seiring dengan masih berlangsung ketegangan geopolitik dan kebijakan proteksionisme sejumlah negara, serta gangguan pasok rantai global. Sejalan dengan itu, volume perdagangan dunia diperkirakan lebih rendah sieiring dengan perkembangan ekonomi global.
Oleh karena itu, Perry mengatakan ketidakpastian global masih terus beranjut, akibat pengetatan moneter negara maju, terutama AS, meski tidak seagresif sebelumnya.
"Hal ini pun mengakibatkan terbatasnya aliran modal asing dan menekan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia," imbuhnya.