Bisnis.com, JAKARTA — Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR menilai bahwa masih terdapat risiko deviasi yang lebar atas sejumlah asumsi makro dalam RAPBN 2023, terutama pertumbuhan ekonomi.
Anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar Dave Akbarshah Fikarno menilai bahwa target asumsi makro dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2023 cukup ideal. Asumsi itu mencerminkan upaya memulihkan ekonomi, dengan target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen.
Meskipun begitu, fraksi tersebut berpandangan bahwa ketidakpastian perekonomian global masih cukup tinggi dan dapat berdampak terhadap Indonesia. Oleh karena itu, kinerja ekonomi dapat bergerak dinamis terhadap asumsi pemerintah.
"Di tengah ketidakpastian perekonomian global yang tinggi, target tersebut memiliki risiko deviasi baik ke bawah maupun ke atas yang cukup lebar," ujar Dave dalam Rapat Paripurna DPR Ke-2 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2021—2022, Selasa (23/8/2022).
Proyeksi lebarnya deviasi itu karena adanya risiko penurunan ekspor komoditas unggulan nasional, akibat pelemahan permintaan global. Dave menilai bahwa tingginya inflasi dan harga energi dapat melemahkan permintaan.
"Karena itu Fraksi Golkar meminta pemerintah menyiapkan skenario-skenario mengantisipasi deviasi pada asumsi-asumsi makro serta bantalan fiskal yang memadai guna meredam gejolak dan ketidakpastian," ujarnya.
Golkar sendiri menyetujui untuk melakukan pembahasan lebih lanjut atas RAPBN 2023, seperti halnya fraksi-fraksi lain. Rapat paripurna itu masih berlangsung di Senayan hingga berita ini ditulis.