Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Manufaktur Indonesia di Jalur Ekspansi, Ini Harapan Menteri Agus

Menteri Agus mengharapkan kontribusi industri dalam perekonomian Indoneesa terus tumbuh.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan paparan saat acara Bisnis Indonesia Award (BIA) 2022 di Jakarta, Senin (15/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan paparan saat acara Bisnis Indonesia Award (BIA) 2022 di Jakarta, Senin (15/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah optimistis kontribusi industri manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi nasional (produk domestik bruto/PDB) bisa mendorong ekonomi tumbuh di atas level 5 persen pada kuartal III/2022.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan tren menuju ke arah percepatan tersebut mulai terlihat sejak Juli 2022 dan diperkirakan membaik pada kuartal III/2022.

"Ini yang bisa kami ambil sebagai indikasi bahwa manufaktur pada Juli mulai kembali membaik. Kami yakin kuartal III/2022 pertumbuhan sektor manufaktur bisa di atas 5 persen," ujarnya seusai menjadi pembicara di ajang Bisnis Indonesia Award (BIA) 2022, Senin (15/8/2022).

Indikator yang mendukung perkiraan pemerintah tersebut adalah Purchasing Manufaktur Index (PMI) Juli yang tercatat naik dari 50,2 poin pada bulan sebelumnya menjadi 51,2 poin.

Kendati optimistis, Agus tetap menyorot sejumlah tren negatif di industri manufaktur. Terutama terkait dengan ekspor dan impor.

Dari segi impor, tren penurunan yang dialami oleh sektor manufaktur, seperti industri mesin dan peralatannya yang anjlok pada Juli 2022 sebesar 6,28 persen secara bulanan dari US$2,7 miliar menjadi US$2,6 miliar.

Pemerintah, lanjutnya, sedang menyorot penyebab penurunan impor di industri manufaktur tersebut. Agus menyebut salah satu faktor yang diduga menyebabkan penurunan adalah membaiknya rantai pasok bahan baku industri di Tanah Air.

"Kami menyorot penurunan impor yang dinilai menjadi indikasi perlambatan industri karena banyak berkaitan dengan bahan baku," ujarnya.

Dari segi ekspor, produk industri pengolahan pada Juli juga tercatat turun 4,45 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan nilai US$17,4 miliar.

Menurut Agus, kondisi penurunan ekspor tidak akan berlanjut karena ekspor kelapa sawit dan produk turunannya sudah dibuka oleh pemerintah. Soalnya, pelarangan ekspor CPO disinyalir jadi penyebab utama penurunan ekspor Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper