Bisnis.com, JAKARTA — CEO Tesla Elon Musk baru-baru ini meminta subsidi pembiayaan satelit dari pemerintah AS, namun ditolak mentah-mentah.
Permintaan subsidi senilai US$886 juta tersebut rencananya akan digunakan untuk layanan broadband ke daerah pedesaan melalui satelit SpaceX milik Elon Musk, dengan nama Starlink.
Mengutip Bloomberg, Ketua The Federal Communications Commission (FCC), Jessica Rosenworcel menolak permintaan subsidi proyek Elon Musk karena dianggap tidak memenuhi sejumlah persyaratan.
“Teknologi Starlink sangat menjanjikan, tetapi FCC tidak mampu mensubsidi usaha yang tidak memberikan kecepatan yang dijanjikan, atau tidak memungkinkan untuk memenuhi persyaratan program,” ujar Rosenworcel, Kamis (11/8/2022).
Sebelumnya, penyedia layanan internet pedesaan telah meminta FCC untuk menolak pendanaan proyek Starlink SpaceX tersebut, dengan alasan layanan buatan Musk itu tidak khusus untuk daerah pedesaan saja, melainkan termasuk kota besar yang tidak sesuai tujuan program.
Proyek subsidi ini merupakan program dari Rural Digital Opportunity Fund senilai US$9,2 miliar untuk menyediakan layanan broadband bagi masyarakat pedesaan yang sulit mengakses internet.
Baca Juga
Dana akan dialokasikan untuk memperluas jaringan broadband di 49 negara bagian AS selama 10 tahun.
Pada 2020, SpaceX sempat mendapat izin dari FCC untuk menyediakan layanan broadband ke 642.925 lokasi di 35 negara bagian.
Namun, advokasi konsumen mengatakan lokasi tersebut justru mencakup kota besar seperti New York City dan Miami, yang tidak sesuai dengan tujuan program untuk menyediakan layanan broadband untuk masyarakat pedesaan.