Bisnis.com, JAKARTA — Realisasi subsidi energi hingga 31 Juli 2022 telah mencapai Rp88,7 triliun, menjadi komponen terbesar dari subsidi yang disalurkan pada tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa hingga 31 Juli 2022, pemerintah telah menyalurkan subsidi senilai Rp116,2 triliun. Penyaluran itu terdiri dari subsidi energi dan non energi.
Subsidi energi mencakup penyaluran dana untuk bahan bakar minyak (BBM), liquid petroleum gas (LPG), dan listrik. Total realisasinya tercatat telah mencapai Rp88,7 triliun.
Realisasi subsidi untuk BBM dan LPG tercatat senilai Rp62,7 triliun, sementara itu, subsidi listrik tercatat senilai Rp26 triliun. Adapun, subsidi non energi telah mencapai Rp27,5 triliun.
Sri Mulyani menyebut bahwa realisasi subsidi per Juli 2022 itu naik dari posisi yang sama tahun lalu. Pada Juli 2021, realisasinya tercatat baru Rp99,6 triliun.
"Subsidi naik karena peningkatan volume penyaluran barang bersubsidi dan ada kenaikan Indonesian Crude Price [ICP]," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (11/8/2022).
Baca Juga
Dia menyebut bahwa penyaluran subsidi bertujuan untuk menjaga harga jual bagi masyarakat agar tidak terdampak oleh gejolak harga secara global. Oleh karena itu, harga BBM jenis pertalite, LPG bersubsidi, dan tarif listrik relatif masih terjaga.
"Kalau subsidi saja sudah besar menahan guncangan harga, kami membantu rakyat juga menahan guncangan dengan menyalurkan bantuan sosial," katanya.