Kendati demikian, dia tetap mengimbau kepada maskapai berjadwal untuk dapat menerapkan tarif penumpang yang lebih terjangkau oleh pengguna jasa penerbangan, khususnya rute domestik.
Hal tersebut diamini oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra. Maskapai akan tetap mengedepankan aspek keterjangkauan harga tiket bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mobilitasnya.
"Garuda Indonesia tentunya akan menyikapi dan menjalankan kebijakan tersebut secara cermat dan seksama, dengan mempertimbangkan fluktuasi harga bahan bakar avtur terhadap kebutuhan penyesuaian harga tiket yang tentunya dengan tetap mengedepankan pemenuhan kebutuhan masyarakat atas aksesibilitas layanan penerbangan," ujarnya dalam siaran pers, Minggu (7/8/2022).
Irfan juga menegaskan akan patuh terhadap kebijakan tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB) yang berlaku. Dia juga mengajak agar seluruh stakeholders penerbangan bisa mengoptimalkan kondisi saat ini untuk mendorong pemulihan industri penerbangan.
Sementara itu, Lion Air Group menuturkan telah mengalami kerugian saat mengoperasikan pesawat propeller dengan tipe ATR 72-500 dan ATR 72-600. Pesawat tersebut dioperasikan oleh Wings Air.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang M. Prihantoro mengatakan pesawat tersebut untuk menjangkau kota tujuan setingkat kecamatan dan kabupaten pada rute antarpulau hingga pulau terluar mencatatkan rata-rata 200 frekuensi terbang setiap hari.
Baca Juga
"Operasional tersebut masih mengalami kerugian dikarenakan faktor utilisasi pesawat propeller yang tidak optimal disebabkan melayani daerah-daerah perintis, selain harga avtur lebih mahal dibandingkan dengan di bandara kota besar," ujarnya.
Danang menuturkan Wings Air tetap melayani jaringan penerbangan dimaksud dengan pertimbangan untuk berkontribusi terhadap program pemerintah seiring fase pemulihan perekonomian daerah dan nasional.