Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi dan Kepala Badan Penanaman Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan kondisi ekonomi global yang bergejolak justru berbanding terbalik dengan realisasi investasi di Indonesia.
Dia membandingkan realisasi investasi pada periode pandemi Covid-19, yaitu 2020, 2021, dan 2022.
"Menurut saya, Indonesia sakit itu 2020 akhir sampai 2021 kuartal III sudah bangkit, [ibaratnya] dari ruang ICU sudah mulai keluar. Bahkan sudah keluar RS sekarang," ujar Balil dalam webinar Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook 2022: Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahanan Geopolitik Pascapandemi, Rabu (3/8/2022).
Menurutnya, situasi ekonomi global saat ini memang penuh ketidakpastian menyusul banyak negara yang mengalami masalah ekonomi yang berat.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai 5,01 persen. Bahkan target investasi pada 2021 tercatat Rp900 triun, dimana Kementerian Investasi/BKPM bisa mencapai target Rp901 triliun.
Menurutnya, investasi merupakan salah stau instrumen untuk menjaga stabilitas ekonomi agar tetap baik. Ketika daya beli masyarakat menurun, Bahlil mengatakan tidak ada cara selain memompa investasi.
Dia mengatakan posisi pertumbuhan ekonomi kuartal I 5,01 persen sebenarnya memberikan sinyal baik, yakni postur ekonomi Indonesia masih didominasi konsumsi investasi.
Memasuki kuartal II/2022 dan semester I/2022, dia mengatakan hampir semua dunia mengalami inflasi. Namun, dia mengatakan masih bersyukur karena tingkat Indonesia itu masih di bawah 5 persen.
Bahlil juga membandingkan kondisi global yang saat ini sedang menuju krisis dengan realisasi investasi di Indonesia.
"Yang menarik di tengah global yang sebagian bermasalah, investasi kita justru semakin baik. Target 2022 sebesar Rp1.200 triliun, melebihi RPJMN. Nah, dari 1.200 triliun kami sudah mampu menyelesaikan Rp584,6 triliun," imbuhnya.