Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis perekonomian Indonesia tetap kuat bahkan tumbuh di kisaran 5-5,2 persen sepanjang 2022, meskipun saat ini dunia masih dihantui risiko akibat stagflasi global.
Dia mmenyampaikan bahwa perekonomian dunia saat ini masih menghadapi berbagai tantangan, terutama gejolak global yang mengakibatkan lonjakan harga komoditas pangan dan energi.
“Ketidakpastian mulai dari peningkatan utang akibat Covid-19, lebih dari 30 negara utangnya diatas 100 persen dan dengan kenaikan tingkat suku bunga Amerika Serikat, maka potensi mereka membayar menjadi bermasalah,” katanya dalam Webinar Bisnis Indonesia Mid-Year Economic Outlook 2022, Selasa (2/8/2022).
Dia menyampaikan dengan kenaikan harga komoditas pangan dan energi globa, sejumlah negara mencatatkan lonjakan inflasi yang tinggi, seperti Brazil yang hampir mencapai 12 persen, Eropa 9,5 persen, Amerika Serikat (AS) 9 persen, dan Singapura 5,61 persen.
Menurutnya, beberapa negara mulai melakukan pengetatan moneter, termasuk AS, target inflasinya 2 persen, tapi realisasinya 9,1 persen.
"Ini belum pernah terjadi sebelumya. Kemudian kita lihat negara lain seperti India 7 persen, Turki 78 persen, Inggris 9 persen, Brazil 11 persen,” jelasnya.
Sementara itu, Airlangga mengatakan perekonomian domestik diperkirakan masih menguat, sejalan dengan beberapa indikator ekonomi yang masih positif, baik dari sektor keuangan, moneter, pasar tenaga kerja, dan industri.
Dia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai kisaran 5 hingga 5,2 persen, didukung oleh kinerja investasi dan ekspor yang diperkirakan tetap kuat hingga akhir tahun.
“Kami masih optimistis kuartal kedua juga diperkirakan sedikit lebih dari 5 persen. Kalau bisa dijaga di kuartal III/2022, maka angka 5–5,2 persen di akhir tahun ini bisa kita capai,” kata Airlangga.