Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan lebih dari 30 negara terjebak utang hingga di atas 100 persen.
Hal itu diungkapkan Airlangga dalam acara Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook 2022: Prospek Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik pada Selasa (2/8/2022).
Airlangga menilai gejolak ekonomi global telah mengakibatkan kenaikan harga pangan dan energi. Menurutnya, ketidakpastian ini dimulai dari peningkatan utang negara-negara berkembang akibat pandemi Covid-19.
"Lebih dari 30 negara utangnya di atas 100 persen. Dengan kenaikan tingkat suku bunga AS maka potensi mereka untuk membayar atau solvency [ratio] negara-negara berkembang ini menjadi bermasalah," ujarnya, Selasa (2/8/2022).
Bukan itu saja, Airlangga mengungkapkan pandemi Covid-19 juga membuat terjadinya disrupsi rantai pasokan global. Hal tersebut diperparah dengan perang Rusia vs Ukraina yang masih berkecamuk hingga saat ini.
Menurutnya, ada risiko 5C yang dihadapi dunia saat ini, yaitu Covid-19, Conflict (konflik/perang), Climate Change (perubahan iklim), Commodity Price (harga komoditas), dan Cost of Living (biaya hidup/inflasi).
Baca Juga
Airlangga mengatakan harga-harga komoditas utama dari Rusia dan Ukraina, seperti gas, metal, gandum mengalami kenaikan. Akibatnya, beberapa negara mengalami inflasi yang tinggi.
"Brasil [inflasi] hampir 12 persen, Eropa 9,5 persen, Amerika Serikat 9 persen, dan Singapura 5,61 persen. Ini gak pernah terjadi sebelumnya," ujar Airlangga.