Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang untuk mengalirkan sisa gas dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dioperatori Pertamina EP Cepu ke kawasan industri di Jawa Barat.
Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Dwi Anggoro Ismukurnianto mengatakan alokasi gas itu akan dilakukan setelah PSN pembangunan pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem) tahap I rampung pada akhir tahun depan.
Adapun, proyek JTB dengan belanja modal atau capital expenditure (Capex) mencapai US$1,5 miliar diproyeksikan mampu menghasilkan raw gas sebesar 315 MMSCFD dan kondensat 2.700 bcpd. Selain itu, masih ada potensi tambahan produksi hingga 20 MMSCFD, sehingga terdapat peningkatan produksi penjualan sales gas dari 172 MMSCFD menjadi 192 MMSCFD.
Menurut catatan Kementerian ESDM, mayoritas gas hasil JTB akan disalurkan lewat PT Pertamina (Persero) untuk keperluan kelistrikan sebesar 100 MMSCFD, industri sebesar 72 MMSCFD dan sisanya belum terserap.
“Ada 20 MMSCFD yang belum dialokasikan tetapi sudah diminta Pertamina, sisa volume gas dari JTB akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gas sektor industri termasuk pupuk,” kata Ismu saat dihubungi, Senin (1/8/2022).
Di sisi lain, dia mengatakan, kementeriannya juga berencana untuk ikut melebarkan cakupan gas hasil lapangan JTB itu untuk keperluan industri di kawasan Jawa bagian barat melalui pipa transmisi gas Cisem yang tengah memasuki fase konstruksi pada pertengahan tahun ini.
“Memungkinkan untuk dialirkan ke Jawa Bagian Barat apabila pipa Cisem sudah terbangun,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati optimis dengan rencana Gas on Stream (GoS) pada proyek gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang tengah mempersiapkan diri memasuki proses gas-in di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (28/07).
“Sekarang ini hanya tinggal menunggu persiapan gas-in saja, untuk kemudian dilanjutkan dengan commissioning start up. Gas-in adalah pengaliran gas dari sumber sumurnya menuju Gas Processing Facilities (GPF) untuk diolah sebelum memasuki tahap on stream," kata Nicke saat mendampingi kunjungan kerja Menteri ESDM Arifin Tasrif bersama rombongan di Lapangan JTB, Jawa Timur, Kamis (28/7/2022).
Di sisi lain, Nicke mengatakan, tren harga minyak dan gas (Migas) dunia yang tengah tinggi saat ini bakal berdampak positif pada sisi pemasukan negara.
"Setelah memasuki produksi gas nanti, gas JTB akan memberikan peningkatan produksi gas nasional, dan harga gas yang sedang tinggi seperti hari ini tentu ini memberikan kontribusi besar untuk pendapatan negara," ungkapnya.