Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral AS Federal Reserve diperkirakan memberikan outlook yang lebih jelas mengenai berapa banyak suku bunga acuan perlu dinaikkan untuk memulihkan stabilitas harga.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (27/7/2022), pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berakhir hari ini diharapkan menaikkan kisaran suku bunga Fed Fund Rate sebesar 75 basis poin menjadi 2,25 - 2,5 persen.
Setelahnya, kontrak swap yang merujuk pada tanggal pertemuan The Fed selanjutnya memperkirakan kenaikan 50 poin persentasi pada bulan September sebelum naik lagi menjadi sekitar 3,4 persen pada bulan Desember, dilanjutkan oleh pemangkasan pada tahun 2023.
Bank sentral AS kemungkinan tidak akan memberi isyarat mengenai rencana kebijakan yang pada akhirnya mungkin diperlukan untuk menekan inflasi. Dengan demikian, ada spekulasi mengenai rencana Gubernur The Fed Jerome Powell berikutnya.
Ben Emons, analis makroeonomi global Medley Global Advisors LLC mengatakan the Fed tidak dapat memiliki panduan yang spesifik mengingat semua ketidakpastian inflasi yang ada.
“Powell harus menentukan pilihan (kebijakan),” ungkapnya, dikutip Bloomberg, Rabu (27/7/2022).
Baca Juga
Hal ini dilakukan Bank Sentral Eropa pekan lalu, ketika Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan kebijakan bank sentral jauh lebih fleksibel, karena tidak memberikan panduan ke depan dalam bentuk apa pun.
Volatilitas tinggi telah telah terjadi berbulan-bulan terakhir karena The Fed terus mengubah kebijakan suku bunganya, mulai dari kenaikan 25 basis poin pada Maret, menjadi 50 basis poin pada Mei, dan terakhir 75 basis poin pada Juni.
Setiap analisis prospek suku bunga acuan diperumit oleh data ekonomi yang beragam, khususnya inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan dikombinasikan dengan pertumbuhan yang turun.
Ed Al-Hussainy, analis suku bunga Columbia Threadneedle Investments mengatakan the The Fed sangat sensitif terhadap inflasi, dan tidak terlalu sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi saat ini.
“Kami tidak tahu apakah The Fed akan menjadi sensitif terhadap pertumbuhan lagi. Apakah suku bunga 3,5 persen cukup untuk menurunkan inflasi? Jawaban saya adalah itu taruhan yang sangat berani,” ujarnya.