3. Singapura, Singapura
Dalam beberapa dekade terakhir, Singapura memperlihatkan pertumbuhan yang pesat dan disebut sebagai pusat keuangan paling penting di Asia.
Sejumlah investor global menganggap properti di Singapura merupakan tempat yang aman dari masa ekonomi yang tak menentu.
Membeli kondominium atau apartemen di Singapura dapat dikenakan harga US$20.000 (atau Rp 299.500.000 kurs Rp 14.975) per meter persegi di area utama Marina Bay dan Orchard.
Pasar properti di kota ini menjadi salah satu yang termahal di dunia. Pembeli rumah non-Singapura setidaknya akan dikenakan biaya pajak senilai 35 persen di atas harga pembelian.
Namun, meski pasar real estate disana cukup mahal tak berarti ini kesempatan yang buruk. Ada keuntungan stabilitas permintaan, juga Singapura merupakan negara dengan minat wisatawan yang besar.
4. Kuala Lumpur, Malaysia
Malaysia disebut mengalami keuntungan berkat negara tetangganya, Singapura yang memiliki pertumbuhan ekonomi pesat. Selain itu, surplus perdagangan yang sehat dan tren demografi yang baik dapat menguntungkan Malaysia.
Baca Juga
PDB per kapita Malaysia menempati urutan ketiga tertinggi di Asia Tenggara, tepat setelah Singapura dan Brunei.
Terlepas dari perkembangan ekonominya, pasar properti di Malaysia termasuk yang paling murah di Asia. Kondominium di pusat kota Kuala Lumpur dapat dibeli dengan harga minimal US$ 3.500 (atau Rp 52.412.500 kurs Rp 14.975) per meter persegi.
Memang, ada masalah terkait kelimpahan unit kondominium yang belum terjual di KL. Namun tren demografis Malaysia disinyalir dapat menyusul permintaan pasalnya populasi negara tersebut akan tumbuh dari 33 juta orang menjadi lebih dari 40 juta di tahun 2050 mendatang.