Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia-Bangladesh Tuntaskan Perundingan Persetujuan Dagang

Indonesia dan Bangladesh upayakan komitmennya dalam penyelesaian perundingan persetujuan dagang preferensial.
Bendera Bangladesh/Istimewa
Bendera Bangladesh/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Bangladesh upayakan komitmennya dalam penyelesaian perundingan persetujuan dagang preferensial Indonesia-Bangladesh (Indonesia-Bangladesh preferential trade agreement/IB-PTA).

Hal tersebut diungkapkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Kalam Abdul Momen di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, (18/7/2022).

"Saya memastikan komitmen Indonesia untuk menyelesaikan perundingan IB-PTA yang telah diamanatkan oleh pemimpin kedua negara. Harus dipastikan agar IB-PTA berimbang dan menguntungkan kedua pihak. Saya berharap kedua pihak dapat melanjutkan kembali proses perundingan sehingga pemangku kepentingan dapat segera menerima manfaat IB-PTA," ujar Zulkifli Hasan dalam keterangan persnya, Selasa (19/7/2022).

Diketahui, kesepakatan Indonesia-Bangladesh tersebut tercapai melalui pertemuan kedua Trade Negotiating Committee (TNC) IB-PTA di Legian, Kabupaten Badung, Bali pada 22--23 Juli 2019. Pertemuan pertama TNC IB-PTA sebelumnya telah dilaksanakan pada 27 Februari 2019 di Dhaka, Bangladesh.

Namun, penandatanganan Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) antara Bangladesh dan Indonesia menghadapi penundaan karena ketidaksepakatan atas masuknya pakaian Dhaka dalam daftar konsesi tarif dan juga karena komplikasi terkait pandemi. Komite Negosiasi Perdagangan Bilateral terakhir bertemu pada Oktober tahun 2020 dan pembicaraan hampir terhenti sejak saat itu.

Zulkifli menambahkan, pihaknya telah menerima undangan untuk melakukan kunjungan ke Bangladesh. Kunjungan tersebut untuk memperingati 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

“Indonesia dan Bangladesh merupakan mitra strategis dalam berbagai forum kerja sama ekonomi dan perdagangan. Diharapkan kunjungan dimaksud dapat meningkatkan hubungan yang selama ini telah terjalin erat dan meningkatkan hubungan dagang kedua negara," ujar Zulkifli.

Zulkifli juga menyambut baik peningkatan signifikan perdagangan bilateral dengan Bangladesh sebesar 72,1 persen pada 2021 baik dari segi ekspor maupun impor. Bangladesh juga menawarkan kerja sama perdagangan di bidang farmasi dan teknologi informasi.

Sekadar informasi, pada 2021 Bangladesh merupakan negara tujuan ekspor ke-15 bagi Indonesia. Sementara Indonesia menempati urutan ke-62 bagi Bangladesh sebagai negara asal impor. Pada 2021, total perdagangan kedua negara mencapai US$3 miliar dengan nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$2,9 miliar sementara impor Indonesia dari Bangladesh tercatat sebesar US$0,1 miliar.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$2,8 miliar terhadap Bangladesh.

Ekspor utama Indonesia ke Bangladesh di antaranya minyak kelapa sawit, batu bara, semen, bubur kayu kimia, serta benang kapas. Sedangkan impor Indonesia dari Bangladesh di antaranya benang dari serat jute, kaus singlet, setelan untuk wanita dan anak perempuan, setelan untuk wanita dan anak laki-laki, serta kantong dan karung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper