Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga: Potensi Resesi Indonesia Sangat Kecil

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim bahwa potensi resesi di Indonesia relatif kecil. Apa alasannya?
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Senin (11/7/2022). Dok. Bank Indonesia
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Senin (11/7/2022). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim bahwa potensi resesi di Indonesia relatif kecil jika dibandingkan dengan negara lain. Hal tersebut lantaran situasi di dalam negeri relatif baik.

"Situasi domestik kita relatif baik. Beberapa negara sudah masuk resesi, namun potensi resesi di Indonesia relatif sangat kecil jika dibandingkan negara lain, yaitu sekitar 3 persen," katanya saat mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan delegasi Dana Moneter Internasional (IMF) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, dikutip Senin (18/7/2022).

Presiden Joko Widodo (Jokowi), lanjut Airlangga, menyampaikan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih relatif baik. Ini dapat terlihat dari stabilnya pertumbuhan ekonomi dan terjaganya inflasi di dalam negeri.

Sebagaimana diketahui, inflasi di Indonesia saat ini berada di sekitar 4,2 persen dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,01 persen pada kuartal I/2022.

Airlangga melanjutkan Indonesia memiliki debt to GDP ratio sekitar 42 persen sementara di beberapa negara mencapai 100 persen. Defisit juga tercatat masih di sekitar 4 persen dan transaksi berjalan berada di level 0,5 persen.

Demikian halnya dengan neraca perdagangan Indonesia. Selama 26 bulan terakhir, neraca dagang terus mencatatkan nilai yang positif bahkan surplus. Indonesia juga masih memiliki cadangan devisa sebesar US$135 miliar.

Oleh karena itu, pemerintah berharap IMF dapat terus mendukung Presidensi G20 Indonesia serta dapat memberikan narasi positif terhadap perekonomian Indonesia di mata investor dunia.

"Dengan kenaikan inflasi di beberapa negara dikhawatirkan akan menimbulkan kenaikan tingkat suku bunga global, yang kemungkinan akan juga mempengaruhi keputusan investor berinvestasi di Indonesia," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper