Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyambut baik Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Emirat Arab (Indonesia–United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement/IUAE–CEPA).
Kadin menilai persetujuan tersebut dinilai pengusaha memberikan kepercayaan diri dan antusiasme yang lebih tinggi di tengah ketidakpastian global.
Wakil Ketua Kadin Bidang Hubungan Internasional, Shinta W. Kamdani mengatakan pihaknya antusias dengan ruang lingkup kerja sama IUAE-CEPA yang luas tersebut. Tidak hanya fasilitasi ekspor, tetapi juga fasilitasi investasi dan kerja sama strategis lain seperti ekonomi syariah, ekonomi digital dan kerja sama yang mengedepankan inklusifitas/keterlibatan UMKM dalam perdagangan dan investasi kita dengan UAE.
“Kami sangat gembira dan mengapresiasi pemerintah Indonesia yang berhasil merampungkan perjanjian dagang kita dengan UAE dalam kurun waktu yang relatif cepat. Perjanjian ini menciptakan confidence dan antusiasme yang lebih tinggi bagi kami,” ujar Shinta kepada Bisnis, Senin (4/7/2022).
Dia mengatakan, terkait persiapan untuk mengimplementasikan IUAE-CEPA, pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, Kemendag, FTA Center, untuk mendiseminasikan atau menyosialisasikan manfaat dan cara penggunaan FTA ini kepada pelaku usaha di seluruh Indonesia.
Ke depannya, lanjut dia, diharapkan perjanjian ini bisa segera diratifikasi sehingga potensi-potensi kerja sama yang selama ini Kadin jajaki dengan UAE bisa direalisasikan melalui bantuan IUAE CEPA.
“Pada saat yang sama kami juga sudah berupaya menciptakan perluasan network kerja sama dengan pelaku usaha di UAE. Ini sebetulnya sudah diupayakan bahkan sebelum perjanjian IUAE CEPA selesai dengan konsistensi kita terlibat dalam annual investment summit UAE, pembukaan paviliion Indonesia beberapa bulan lalu, dll,” ungkap pemilik dan Chief Executive Officer Sintesa Group tersebut.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan bahwa Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Emirat Arab (Indonesia–United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement/IUAE–CEPA) ditargetkan akan dimulai pada 1 Januari 2023.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan saat mulai dilaksanakan pada 1 Januari 2023, 90 persen barang Indonesia akan mulai diberlakukan 0 persen tarif, sedangkan 9,6 persen sisanya 5 tahun ke depan.
“Dulu kertas kita ekspornya baik ke UEA tapi menurun di tahun belakangan karena berbagai sebab. Ini perhatian saya. Ini akan diberikan pada kesempatan pertama. Selain itu ada produk sawit, alas kaki, batu bara, sabun, mentega, ban, baterai, yang bakal dikenakan 0 persen tarif pada awal pemberlakuan,” ujar Djatmiko dalam media briefing IUAE-CEPA secara virtual, Senin (4/6/2022).
Dikatakannya, total perdagangan Indonesia–UEA pada 2021 mencapai US$4,0 miliar atau meningkat 37,88 persen dibandingkan tahun 2020 yang sebesar US$2,9 miliar. Meskipun sempat turun pada 2019–2020, di tengah pandemi Covid-19 ini, nilai perdagangan bilateral kembali naik signifikan.