Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wabah Covid-19 di China Merembet ke Shenzhen dan Makau

Wabah Covid-19 di China mulai menyentuh kota-kota penting, seperti Shenzhen dan Makau.
Suasana malam di Kota Makau/ Bloomberg
Suasana malam di Kota Makau/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Wabah Covid-19 di China mulai bergeser ke wilayah pantai selatan, dengan gejolak di pusat teknologi Shenzhen memicu penguncian massal.

Sementara itu, daerah perjudian Makau – satu jam perjalanan jauhnya dari Shenzhen – berlomba untuk menghentikan wabah pertamanya dalam delapan bulan terakhir.

Kasus-kasus baru datang ketika wabah di dua kota terpenting China, Beijing dan Shanghai tampaknya mereda setelah berbulan-bulan pembatasan ketat dan pengujian berulang.

Shanghai melaporkan sembilan kasus lokal pada Selasa (21/6/2022), sementara Beijing melaporkan lima kasus. Secara nasional, China melihat jumlah infeksi baru terendah sejak awal Februari.

Namun cluster baru terus muncul, mendorong tindakan keras dari pejabat lokal yang takut akan wabah yang meningkat.

Shenzhen, rumah bagi produsen iPhone Hon Hai Precision Industry Co., mulai memerintahkan isolasi untuk beberapa kompleks perumahan di distrik Futian dan Luohu yang berbatasan dengan Hong Kong setelah masing-masing melaporkan infeksi tanpa gejala. Kota ini mencatat dua kasus lokal pada hari Selasa (21/6/2022).

Pusat permainan Makau menutup sekolah dan bisnis setelah pemerintah menemukan 36 infeksi pada Senin sore (20/6/2022), meskipun kasino tetap buka. Takut akan penularan, wilayah Zhuhai ikut mengunci area penyeberangan perbatasannya dengan Makau.

Pergeseran fokus kekhawatiran Covid-19 di China menggarisbawahi pekerjaan yang tak kunjung usai untuk membasmi patogen yang sangat menular sehingga seluruh dunia telah menyesuaikan diri untuk hidup dengannya.

Setelah wabah merusak merusak musim semi, terutama di Shanghai, China menghadapi tekanan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi menjelang kongres partai pada akhir tahun ini di mana Presiden Xi Jinping diperkirakan akan meraih masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai pemimpin China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper