Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 diperkirakan akan tumbuh di atas 5 persen, ditopang oleh konsumsi masyarakat.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan beberapa faktor pendukung pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut diantaranya pemulihan pandemi yang terus berlanjut dari sisi kesehatan sehingga mendorong kepercayaan masyarakat untuk berbelanja dan investasi.
“Di sisi lain, produksi juga turut meningkat merespon animo dan daya beli masyarakat yang meningkat,” katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Selain itu, kata Riefky, faktor musiman Ramadan dan Lebaran, serta pelonggaran pembatasan sosial semakin mendorong akselerasi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap aktivitas ekonomi.
“Hal ini akan termanifestasi ke pertumbuhan kuartal II/2022 yang besar potensinya untuk tumbuh lebih dari kuartal I. Dugaan kita akan di atas 5 persen ditopang konsumsi masyarakat,” jelasnya.
Namun demikian, dia mengatakan ke depan ada potensi penurunan daya beli masyarakat seiring dengan perkiraan lonjakan inflasi.
Baca Juga
Hal ini sejalan dengan penurunan proyeksi pertumbuhan Indonesia oleh OECD, menjadi sebesar 4,7 persen pada 2022.
“Ini menjadi tantangan kedepannya dan yang perlu dilakukan pemerintah adalah agar inflasi kenaikannya bisa dijaga agar tidak overshooting dan melindungi daya beli masyarakat miskin dan rentan,” tuturnya.