Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Masih Kuat, Ini Bocoran PLN Soal BLU Batu Bara

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN meyakini pembentukan BLU Batu Bara akan memperkuat kepastian pasokan bahan baku energi domestik.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN memastikan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) tetap terjaga, kendati sentimen penguatan harga komoditas emas hitam itu masih berlanjut hingga pertengahan tahun ini. PLN mencatat pasokan batu bara relatif stabil di atas 15 hari operasi.

Vice President Komunikasi Korporat PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan kebijakan pasokan pasar dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) terbilang berjalan efektif kendati adanya disparitas harga yang lebar dengan pasar internasional.

Sementara itu, Greg mengatakan rencana pemerintah untuk membentuk entitas khusus atau badan layanan umum (BLU) Batu Bara bakal memperkuat kepastian pasokan bahan baku energi domestik di tengah fluktuasi harga yang masih berlanjut tahun ini.

Entitas itu rencananya menarik iuran batu bara dari setiap penjualan bahan baku energi setelah harga dilepas pada mekanisme pasar. Iuran itu dialihkan untuk menambal harga yang dibayarkan PLN dengan menggunakan patokan terkini US$70 per ton.

“Dana BLU dibebankan ke seluruh penambang bukan kepada PLN atau end user. Sehingga tidak ada tambahan biaya dari PLN atau end user. Dengan prinsip gotong royong di mana iuran dari seluruh penambang dikumpulkan dan disalurkan oleh BLU ke pemasok yang menjual ke dalam negeri,” kata Greg melalui pesan tertulis, Minggu (12/6/2022).

Misalkan, dia mencontohkan besar dana yang disalurkan BLU ke penjual domestik untuk ketenagalistrikan yaitu selisih harga batu bara acuan (HBA) US$70 per ton dengan harga pasar internasional. Dengan demikian, petikan iuran itu diharapkan dapat menghilangkan disparitas harga penjualan DMO dari ekspor.

“Ini akan menciptakan keadilan bagi para penambang, baik yang menjual ke dalam negeri atau DMO dan ekspor,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengatakan kementeriannya tengah menyelesaikan tahapan akhir pembentukan entitas khusus batu bara itu dengan pengajuan izin prinsip ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

“Secara internal pak Menteri ESDM sudah membuat kebijakan dan arahan kalau eksternalnya kita sudah mengajukan izin prinsip ke Kementerian PANRB kalau target implementasi pak Menteri [sampaikan], yang jelas kita sudah di tahap akhir sudah pengajuan izin prinsip,” kata Ridwan saat ditemui di DPR, Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Kementerian ESDM mengibaratkan entitas khusus anyar ini mengambil tugas dan fungsi mirip dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang mendukung program mandatori B30. Nantinya, PLN diminta membeli lebih dahulu batu bara pada penambang sesuai harga pasar. Kemudian selisihnya akan dikembalikan dari kutipan BLU pada tiap perusahaan entitas batu bara tersebut.

Di sisi lain, Ridwan memastikan, pasokan batu bara untuk PLN belakangan relatif stabil di tengah harga komoditas emas hitam itu kembali menguat di angka US$396 per ton data Bursa ICE Newcastle, Kamis (9/6/2022). Harga pengiriman Juni 2022 itu naik 0,6 persen dari perdagangan sebelumnya yang ditutup US$395,4 per ton.

Sementara itu, Bursa ICE Newcastle menunjukan adanya penurunan harga batu bara untuk kontrak Juli 2022 yang belakangan ditutup US$361 per ton atau terkontraksi hingga 1,11 persen dari penutupan sebelumnya di posisi US$365,05 per ton. Dalam sepekan harga batu bara terkontraksi sebesar 7,61 persen.

Kendati demikian, sentimen harga batu bara di Bursa ICE Newcastle masih relatif kuat dengan harga bulanan di atas 6,18 persen dan secara tahunan tercatat menguat hingga 296,49 persen.

“Pasokan batu bara [ke PLN] kita pantau terus menerus sekarang ada sistem baru Simbara, data dari kami sudah masuk mudah-mudahan bisa cepat keluarnya. Terakhir saya dengar kira-kira dua minggu lalu ketahanan stoknya mencapai 20 hari,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper