Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan neraca transaksi berjalan Indonesia berpotensi mencatatkan surplus kecil pada tahun ini.
Di satu sisi, surplus neraca dagang Indonesia diperkirakan cenderung menyusut hingga akhir tahun.
Hal ini dikarenakan kinerja impor yang diperkirakan akan menyusul ekspor, seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi domestik.
Di sisi lain, defisit jasa diperkirakan cenderung melebar seiring dengan membaiknya impor dan mobilitas masyarakat.
“Namun, tren kenaikan harga komoditas, khususnya batu bara dan CPO, hingga saat ini masih berlanjut, menopang surplus barang dan surplus transaksi berjalan untuk beberapa waktu,” kata Faisal, Rabu (8/6/2022).
Menurutnya, faktor yang membatasi surplus adalah lonjakan harga minyak karena Indonesia merupakan negara net importir minyak.
Baca Juga
Dengan demikian, neraca transaksi berjalan Indonesia diperkirakan masih berpotensi mencatatkan surplus, meski lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
“Kami memperkirakan neraca transaksi berjalan tahun 2022 akan mencatat surplus kecil sebesar 0,03 persen dari PDB, dibandingkan 0,28 persen dari PDB tahun 202,” kata Faisal.