Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

12 Perusahaan AS Tinjau Kerja Sama dengan RI di Bidang Energi Bersih

Sebanyak 12 perusahaan Amerika Serikat (AS) meninjau kerja sama potensial di bidang transisi energi dengan Indonesia.
Presiden Joko Widodo (kiri) disambut Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat menghadiri KTT Khusus ASEAN-AS di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (13/5/2022). Pertemuan khusus tersebut dalam rangka memperkuat kemitraan ASEAN-AS. ANTARA FOTO/HO/ Setpres/Laily Rachev
Presiden Joko Widodo (kiri) disambut Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat menghadiri KTT Khusus ASEAN-AS di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (13/5/2022). Pertemuan khusus tersebut dalam rangka memperkuat kemitraan ASEAN-AS. ANTARA FOTO/HO/ Setpres/Laily Rachev

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 12 perusahaan Amerika Serikat (AS) meninjau kerja sama potensial di bidang transisi energi dengan Indonesia pada Senin (6/6/2022).

Kunjungan ini bagian dari misi AS untuk menjajaki peluang dan kolaborasi baru di pasar Indonesia, mengutip pernyataan tertulis dari Kedutaan Besar AS di Jakarta.

Ini menjadi kunjungan pertama setelah penandatanganan Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity atau IPEF yang salah satu pilar utamanya adalah energi bersih. IPEF diluncurkan oleh Presiden Joe Biden pada 23 Mei.

Misi ini bertujuan untuk mendukung dan mempercepat transisi energi bersih di Asia dengan menggunakan keahlian dan sumber daya sektor publik dan swasta AS.

“Misi Clean EDGE Asia memberikan peluang tepat waktu untuk menyingsingkan lengan baju kita dan mendiskusikan kemitraan perdagangan yang makin berkembang antara AS dan Indonesia di bawah IPEF,” ujar Juru Bicara Kedutaan Besar AS Michael Quinlan.

Wakil Asisten Menteri untuk Asia Pamela Phan memimpin misi untuk Departemen Perdagangan AS bersama delegasi lainnya.

Beberapa perusahaan yang terlibat di antaranya terdiri dari sub-sektor energi terbarukan dan bahan bakar, penyimpanan energi, hidrogen, jaringan kelistrikan seperti Bechtel (Texas), Bloom Energy (California), Cheniere Energy (Texas).

Selain itu, terdapat pula Ecoplexus (California), FuelCell Energy (California), Itron (Washington), Marquis Energy Global (Illinois), NuScale Power (Oregon), Sempra Energy (California), U.S. Grains Council (Washington, D.C.), UPC Renewables (Florida), dan Westinghouse Electric Company (Pennsylvania).

“Perusahaan-perusahaan Amerika menawarkan keunggulan dan nilai-nilai perusahaan AS kepada pasar Indonesia,” ujar Atase Perdagangan AS Paul Taylor.

Perdagangan barang dua arah antara Amerika Serikat dan Indonesia pada 2021 meningkat lebih dari 30 persen, menjadi US$36 miliar.

Amerika Serikat merupakan pasar ekspor terbesar kedua bagi Indonesia. Neraca perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus dari tahun ke tahun.

Indonesia berhasil mengekspor berbagai produk unggulan seperti tekstil dan alas kaki (26,6 persen), produk pertanian (20,3 persen), dan mesin serta peralatan mekanik (14,7 persen).

Amerika Serikat memiliki biaya tarif rata-rata tertimbang rendah—1,52 persen pada 2020. Separuh barang industri (non-pertanian) masuk ke AS dengan bebas bea.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper