Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Jajaki Peluang dan Kolaborasi Baru di Pasar Indonesia

Departemen Perdagangan Amerika Serikat memimpin delegasi perwakilan bisnis untuk menjajaki peluang dan kolaborasi baru di pasar Indonesia.
Bendera Amerika Serikat/WallpaperCave
Bendera Amerika Serikat/WallpaperCave

Bisnis.com, JAKARTA - Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) memimpin delegasi perwakilan bisnis AS pada Senin (6/6/2022), untuk menjajaki peluang dan kolaborasi baru di pasar Indonesia. Ini, merupakan bagian dari Misi Pengembangan Bisnis "Clean EDGE Asia".

Kunjungan ini adalah yang pertama setelah penandatanganan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity/IPEF) yang dilakukan oleh Presiden AS Joe Biden, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pemimpin lainnya.

Juru Bicara Kedutaan Besar AS Michael Quinlan mengatakan, Misi Clean EDGE Asia memberikan peluang antara AS dan Indonesia untuk berdiskusi mengenai kemitraan perdagangan.

"Misi Clean EDGE Asia memberikan peluang tepat waktu untuk menyingsingkan lengan baju kita dan mendiskusikan kemitraan perdagangan yang makin berkembang antara AS dan Indonesia di bawah Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF)," kata Quinlan, mengutip siaran pers, Senin (6/6/2022).

Sebagai informasi, Misi Clean EDGE Asia bertujuan untuk mendukung dan mempercepat transisi energi bersih di Asia, dengan menggunakan keahlian dan sumber daya sektor publik dan swasta AS.

Misi ini akan menghimpun perusahaan-perusahaan ternama AS bidang energi terbarukan yang bergerak dalam pengembangan energi surya, tenaga angin, biomassa, dan bentuk-bentuk energi terbarukan lainnya serta mempertemukan mereka dengan mitra-mitra Indonesia dari sektor energi dan para pengambil keputusan di pemerintahan.

Terdapat 12 perusahaan industri delegasi AS terkemuka  sub-sektor energi terbarukan dan bahan bakar, penyimpanan energi, hidrogen, jaringan kelistrikan berteknologi canggih atau smart grid, nuklir, dan gas alam cair (LNG).

Perusahaan tersebut antara lain, Bechtel (Texas), Bloom Energy (California), Cheniere Energy (Texas), Ecoplexus (California), FuelCell Energy (California), Itron (Washington), Marquis Energy Global (Illinois), NuScale Power (Oregon), Sempra Energy (California), U.S. Grains Council (Washington, D.C.), UPC Renewables (Florida), dan Westinghouse Electric Company (Pennsylvania).

Secara kolektif,  perusahaan-perusahaan ini berpotensi meningkatkan investasi asing dalam sektor ketenagalistrikan Indonesia secara tajam.

Lebih lanjut Quinlan menjelaskan, pilar “Ekonomi Bersih” IPEF pertama kali mengupayakan komitmen berstandar tinggi di bidang energi bersih, dekarbonisasi, dan infrastruktur, serta mengejar target-target ambisius dalam mengatasi krisis iklim, guna memperdalam peran serta ekonomi AS di kawasan.

"Pilar 'Ekonomi yang Terhubung' IPEF akan mengembangkan aturan main berstandar tinggi dalam ekonomi digital, serta standar ketenagakerjaan dan lingkungan kerja yang kuat serta ketentuan-ketentuan akuntabilitas korporasi yang mendorong perlombaan menuju puncak bagi para pekerja melalui perdagangan," ujar Quinlan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper