Bisnis.com, JAKARTA – Prospek industri tekstil di Tanah Air diperkirakan cukup cerah tahun ini seiring dengan membaiknya situasi pascapandemi Covid-19.
Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, perkiraan tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diprediksi membaik dengan asumsi tidak ada lagi pembatasan mobilitas masyarakat.
"Dengan tidak adanya pembatasan mobilitas, kebutuhan terhadap produk pakaian akan meningkat sehingga ini akan menjadi peluang cuan bagi industri tekstil," ujar Faisal kepada Bisnis, Senin (6/6/2022).
Dengan demikian, sambungnya, pemerintah perlu menjaga pasar domestik dari produk impor. Penerapan safeguard sendiri dinilai memiliki peran penting dalam menjaga peluang industri tekstil lokal di pasar domestik.
Tahun ini, pemerintah melakukan penerapan safeguard bahan baku, bahan penolong serta produk tekstil, dan pakaian jadi dalam negeri untuk memperkuat harmonisasi rantai pasok. Upaya tersebut perlu dioptimalkan mengingat volume impor tekstil Indonesia masih terus mengalami peningkatan.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Perindustrian, volume tekstil yang diimpor pada Maret 2022 mencapai 132,15 ton. Angka ini naik 7,45 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Volume impor tekstil Maret 2022 juga lebih tinggi dibandingkan dengan Februari 2022, dengan kenaikan 11,18 persen.