Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu Rusia: Saudi Puji Kerja Sama Kedua Negara di OPEC+

Menteri Luar Negeri Rusia melakukan kunjungan ke Arab Saudi setelah mendapat tekanan dari Amerika Serikat dan sekutunya atas invasi Rusia di Ukraina.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (kanan) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov saat kunjungan bilateral di Gedung Pancasila, Jakarta, Rabu (9/8)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (kanan) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov saat kunjungan bilateral di Gedung Pancasila, Jakarta, Rabu (9/8)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Arab Saudi memuji kerja sama aliansi OPEC+ mereka sejalan dengan sikap negara Teluk yang tidak ikut menetapkan sanksi.

Dilansir Bloomberg pada Rabu (1/6/2022), hal itu diungkapkan usai kunjungannya ke Saudi setelah mendapat tekanan dari Amerika Serikat dan sekutunya atas invasi Rusia di Ukraina.

"[Pangeran] Faisal bin Farhan memuji tingkat kerja sama dalam format OPEC+. Mereka mencatat efek stabilisasi yang mempererat koordinasi Rusia dan Arab Saudi dalam hal penting di pasar hidrokarbon global," kata Lavrov di Moscow

Pertemuan itu dilakukan setelah Uni Eropa menyepakati rencana untuk melarang impor minyak Rusia. Lavrov dijadwalkan bertemu Kamis dengan pejabat di jazirah Arab dalam pertemuan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di Riyadh.

Perlu diketahui, GCC terdiri dari enam negara dan termasuk anggota OPEC utama, seperti Uni Emirat Arab dan Kuwait.

OPEC+ akan menyelesaikan pemulihan produksi yang terhenti selama pandemi pada akhir September.

RBC Capital Markets LLC. memperkirakan hal itu kemungkinan akan dilakukan lebih awal sejalan dengan ancaman sanksi pada Rusia.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa OPEC sedang mengkaji rencana untuk menangguhkan Rusia dari sistem kuota koalisi tersebut lantaran sanksi dari negara Barat akan mempersulit Moskow meningkatkan produksi minyaknya.

Delegasi OPEC yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bisa mengisi kesenjangan pasokan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper