Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menggandeng perusahaan Jepang, The New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO), untuk mengakselerasi pembangunan ekosistem kendaraan listrik.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier, mengatakan kerja sama tersebut berfokus kepada proyek demonstrasi sepeda motor listrik dengan teknologi swap battery.
"Proyek demonstrasi sepeda motor listrik dengan teknologi swap battery dapat dilaksanakan dengan baik di tengah situasi pandemi Covid-19," kata Taufiek dikutip dari siaran pers, Rabu (1/6/2022).
Melalui kerja sama tersebut, sambungnya, pemerintah berupaya mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu sampai hilir.
Diharapkan melalui upaya tersebut RI bisa menjadi pemain penting dalam global supply chain, termasuk upaya memproduksi kendaraan dengan emisi karbon rendah dan ramah lingkungan.
Sebagai informasi, pengembangan kendaraan listrik di Indonesia diatur dalam Perpres No. 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Baca Juga
Langkah tersebut juga didukung oleh PP No. 74/2021 tentang Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) Kendaraan Bermotor.
Dalam PP No. 74/2021, tarif PPnBM untuk kendaraan dengan teknologi zero emission seperti Battery Electric Vehicle (BEV) dan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) produksi dalam negeri akan diberikan sebesar 0 persen.
"Dengan pemenuhan persyaratan terkait pendalaman manufaktur dan/atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),” kata Taufik.