Bisnis.com, JAKARTA - Perwakilan Dagang AS Katherine Tai mengatakan akan mempertimbangkan penghapusan pungutan barang impor China pada era Trump seiring kenaikan beban biaya konsumen.
“Sehubungan dengan tarif, mengingat hubungan [dengan China] pendekatan kami adalah menjadi strategis,” kata Tai pada hari Selasa dalam sebuah wawancara dengan Shery Ahn dan Haidi Lun dari Bloomberg Television, seperti dilansir Bloomberg pada Selasa (24/5/2022).
"Kami harus memperhatikan bagaimana menyelaraskan kembali hubungan dagang dan ekonomi AS - China secara efektif," sambungnya.
Kendati demikian, Tai tidak merinci apakah administrasi Biden akan mencabut tarif dan tidak memberikan target waktu untuk mengambil keputusan.
"Seluruh opsi sedang diperbincangkan terkait dengan bagaimana kami mengatasi kebutuhan ekonomi dalam jangka pendek, tetapi kami harus memperhatikan jangka menengah dan panjang untuk menyelaraskan kembali hubungan," katanya.
Pada Senin, Biden mengatakan tengah mempertimbangkan pencabutan tarif barang dagang dari China. Dia juga bakal berkonsultasi dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen terkait hal itu setelah kembali dari lawatannya di Asia.
Baca Juga
Yuan langsung melonjak 0,7 persen dan mencapai level terkuat sejak 5 Mei setelah komentar Biden.
Tai menolak hasil penelitian Peterson Institute for International Economics yang dirilis pada Maret yang menunjukkan bahwa pencabutan tarif akan mengurangi inflasi hingga 1,3 persen.
Namun, komentarnya kontras dengan Yellen yang bulan lalu mengatakan bahwa AS terbuka untuk mengurangi tarif era Trump pada impor barang dagangan dari China untuk merelaksasi beban rakyat AS.
Pemerintahan Biden pada awal bulan ini juga mulai meninjau pengenaan tarif lebih dari US$300 miliar terhadap impor China yang berakhir pada Juli.
Beberapa ekonom, anggota parlemen dan Kamar Dagang AS telah menekan pemerintah untuk mengurangi atau menghapus tarif.