Bisnis.com, JAKARTA - China siap memberikan keringanan pajak tambahan senilai lebih dari 140 miliar yuan (US$21 miliar) untuk kalangan bisnis sebagai respons dampak lockdown.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (24/5/2022), pemerintah China juga akan memberikan potongan pajak atau tax rebate kepada perusahaan dan potongan untuk mobil penumpang sekitar 60 miliar yuan (US$9 miliar).
Hal ini diputuskan setelah pertemuan Dewan Negara China yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Keqiang.
Tambahan pemangkasan pajak ini setara dengan 0,1 persen PDB China pada tahun lalu. Namun, pemotongan pajak yang direncanakan tahun ini ditekan hingga 2,64 triliun yuan (US$396 miliar), sedikit lebih besar dari keringanan pajak pada awal pandemi 2020.
Pertemuan tersebut menyatakan kebijakan ini dilakukan untuk menstabilkan perekonomian. Selain itu, pemerintah China juga fokus untuk mengatasi fungsi rantai pasok dan memastikan transportasi kargo domestik berjalan lancar serta meningkatkan penerbangan domestik.
Beijing juga sepakat untuk memperpanjang penundaan kontribusi asuransi sosial hingga akhir tahun dan diperluas ke sektor lainnya yang nilainya mencapai 320 miliar yuan (US$48 miliar).
Baca Juga
Adapun kuota pinjaman UMKM akan dinaikan dua kali lipat. China juga akan meluncurkan proyek infrastruktur untuk perairan, renovasi rumah tua, energi, dan pemipaan di bawah tanah.
Kendati mencanangkan keringanan pajak, Beijing belum merevisi target fiskal pada tahun ini.
Sebelum varian Covid-19 memicu lockdown di Shanghai dan pusat bisnis lainnya, pemerintah China mengatakan akan menyediakan keringanan pajak tahun ini senilai 2,5 triliun yuan (US$375 miliar), termasuk 1,5 triliun yuan (US$225 miliar) untuk potongan pajak.