Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biden dan Direktur IMF Kompak Tampik Kemungkinan Resesi

Presiden AS Joe Biden Biden menjawab 'tidak' ketika ditanyai soal kemungkinan resesi yang terhindarkan oleh AS.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghadiri sebuah acara tentang memerangi kejahatan ghost gun atau senjata api rakitan tanpa nomor seri, di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, pada 11 April 2022./Antara
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghadiri sebuah acara tentang memerangi kejahatan ghost gun atau senjata api rakitan tanpa nomor seri, di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, pada 11 April 2022./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Joe Biden dan Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva sama-sama menampik potensi resesi global akibat kekhawatiran stagflasi.

"Untuk beberapa negara, saat ini ada peningkatan risiko resesi, tetapi kami tidak mengantisipasi resesi global," kata Georgiva yang menghadiri World Economic Forum di Davos, Swiss, seperti dilansir Bloomberg pada Senin (23/5/2022).

Adapun, Biden menjawab 'tidak' ketika ditanyai soal kemungkinan resesi yang terhindarkan oleh AS.

Komentar dua penjaga ekonomi global itu disertai dengan sentimen investor yang lebih optimistis pada Senin menyusul volatilitas pasar keuangan selama sepekan.

"PDB kami tumbuh lebih cepat daripada China untuk pertama kalinya dalam 40 tahun," kata Biden setelah bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo.

Dia mengakui adanya permasalahan pada perekonomian negaranya, sama seperti yang dihadapi oleh negara lain. Namun, dia mengatakan masalah itu tidak separah dunia global karena pertumbuhan internal yang kuat.

Georgiva memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global yang melemah dibandingkan tahun lalu dan memperingatkan adanya pertumbuhan yang lebih ke depannya.

Namun, proyeksi pertumbuhan sebesar 3,6 persen pada tahun ini masih sejalan dengan rata-rata dekade yang lalu.

Di sisi lain, sejumlah partisipan pertemuan di Davos mengungkapkan pandangan yang pesimistis.

Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional Fatih Birol mengatakan adanya risiko resesi global jika produsen minyak tidak membantu untuk menjaga harga.

"Krisis biaya hidup akan berujung pada tantangan ekonomi dan sosial terburuk yang pernah kita lihat dalam empat atau lima dekade," ungkap utusan khusus Covid-19 WHO David Nabarro.

Sementara itu, Menteri Perekonomian Jerman Robert Habeck mengatakan peperangan di Ukraina mencerminkan bagaimana Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan kelaparan sebagai senjata.

Info Institute di Munich merilis data yang dapat memacu optimisme global untuk menghindari resesi yang ditandai dengan keyakinan dunia bisnis.

"Saat ini tidak ada tanda-tanda resesi yang kami amati," ujar Presiden Ifo Institute Clemens Fuest.

Pertemuan G7 di Jerman pekan lalu mendiskusikan soal kekhawatiran stagflasi, tetapi juga menunjukkan rencana untuk pertumbuhan global tetap sesuai target.

“Kerja sama internasional baik untuk semua orang. Kita bisa saja berada dalam depresi hebat, tetapi sebenarnya tidak," kata Georgiva.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper