Bisnis.com, JAKARTA - Keterlibatan Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam hal pendistribusian minyak goreng curah ke pasar dinilai tidak serta merta memastikan harga komoditas tersebut turun.
Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, keterlibatan Bulog dalam proses penyaluran minyak goreng curah masih memiliki titik kritis, terutama di mekanisme distribusi.
"Kalau pun Bulog dilibatkan untuk distribusi, mekanisme distribusi masih menjadi titik kritis. Belajar dari pengalaman bansos, Ketidakakuratan data merupakan titik kritis bagi distribusi melalui Bulog," kata Faisal ketika dihubungi, Minggu (22/5/2022).
Dia menambahkan, ketidakakuratan tersebut berisiko menimbulkan terjadinya salah sasaran selama proses distribusi.
Kemudian, lanjut Faisal, diperlukan juga adanya biaya transportasi dalam proses distribusi minyak goreng curah tersebut untuk memastikan komoditas tersebut sampai dengan harga sesuai HET, yakni Rp14.000 per liter.
Terkait dengan biaya transportasi proses distribusi, Faisal mengatakan pemerintah bisa mengalokasikan anggaran Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Baca Juga
"Semestinya penganggarannya ada. Sebab, dana BPDPKS yang diperoleh dari pungutan ekspor jumlahnya triliunan rupiah. Jadi, bukan dari APBN," ujarnya.
Dana BPDPKS, sambungnya, dialokasikan untuk berbagai macam kepentingan, termasuk untuk hal-hal yang berkaitan dengan pemerataan distribusi minyak goreng.