Bisnis.com, JAKARTA — China berhenti mempublikasikan data transaksi obligasi kepada investor asing setelah aksi jual mewarnai aktivitas perdagangan.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (18/5/2022), data perdagangan surat utang yang dapat diakses oleh investor di luar negeri terakhir kali tersedia pada 11 Mei oleh China Foreign Exchange Trade System (CFETS).
Data menunjukkan arus keluar dana asing yang cukup besar pada hari itu. Aksi jual juga tercatat hampir setiap hari sepanjang April.
Hingga saat ini belum jelas alasan CFETS menyetop publikasi datanya yang biasa diperbarui setiap sehari setelahnya. Hingga saat ini belum dapat diketahui apakah kejadian ini berhubungan dengan lockdown di Shanghai, pusat keuangan China.
Nihilnya publikasi data obligasi menambah ketidakpastian arus modal yang masuk dan keluar dari China seiring dengan lockdown dan pertanyaan untuk kebijakan yang mendukung.
Dana global terjual mencapai rekor jumlah utang negara China pada Februari dan Maret karena premi imbal hasil mereka atas Treasuries runtuh dan manajer uang khawatir tentang lonjakan pasokan.
Data dari Chinabond yang dirilis pada Selasa malam menunjukkan investor asing melepas hingga 42 miliar yuan (US$6,2 miliar) obligasi pemerintah China pada April.
Sementara itu, arus keluar menyempit sejak Maret, menandai bulan ketiga berturut-turut penjualan dana luar negeri. Hal itu adalah rangkaian aksi jual bulanan terpanjang sejak 2015.