Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Pemerintah Kontraksi -7,74 Persen, Begini Jawaban Kemenkeu

Pandemi yang semakin terkendali, juga disertai dengan pemulihan sektor swasta, memberikan ruang bagi normalisasi kebijakan fiskal. Hal ini tercermin dari realisasi belanja barang pemerintah pusat yang hingga akhir kuartal I/2022 terkontraksi 33,14 persen yoy.
Gedung Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Bisnis/Abdurachman
Gedung Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi pemerintah pada kuartal pertama tahun ini mengalami kontraksi sebesar -7,74 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan, penurunan belanja pemerintah pada periode tersebut tidak lain karena belanja barang dan belanja sosial yang menurun, seiring dengan kondisi pandemi yang semakin baik.

“Di kuartal I tahun lalu, lonjakan kasus tinggi sehingga pemerintah mengalokasikan belanja barang dan sosial untuk penanganan Covid-19 sangat tinggi, di kuartal I ini karena kondisi membaik, pemerintah mengurangi belanja barang dan sosial untuk penanganan Covid-19,” katanya, Senin (10/5/2022).

Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyampaikan bahwa kondisi pandemi yang semakin terkendali, juga disertai dengan pemulihan sektor swasta, memberikan ruang bagi normalisasi kebijakan fiskal.

“Tingkat kebutuhan perawatan rumah sakit di masa puncak varian Omicron yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode gelombang pasca libur Nataru 2021 turut menekan kebutuhan belanja penanganan pandemi baik oleh pemerintah pusat maupun daerah,” katanya.

Hal ini tercermin dari realisasi belanja barang pemerintah pusat yang hingga akhir kuartal I/2022 terkontraksi 33,14 persen yoy.

“Moderasi fiskal yang terjadi tanpa adanya gangguan pada laju pemulihan ekonomi ini menjadi fondasi yang penting bagi keberlanjutan konsolidasi fiskal di tahun 2023,” kata Febrio.

Pada kuartal I/2022, BPS melaporkan perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,01 yoy. Berdasarkan komponen pengeluaran, pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi.

Tercatat, konsumsi rumah tangga dan investasi (pembentukan modal tetap bruto/PMTB) tumbuh masing-masing sebesar 4,34 persen yoy dan 4,09 persen.

Di samping itu, ekspor pada kuartal I/2022 juga tumbuh tinggi, sebesar 16,22 persen yoy, seiring dengan lonjakan harga komoditas global sebagai imbas dari perang Rusia dan Ukraina.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper