Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkeu Klaim Hilirisasi Sukses Genjot Ekspor Manufaktur

Kinerja positif manufaktur menunjukan bahwa ekspor Indonesia semakin bernilai tambah tinggi dan tidak hanya mengandalkan komoditas. Hal ini didorong oleh salah satunya upaya hilirisasi yang kian menampakan hasil, sehingga akan terus diperkuat ke depannya.
Sejumlah kapal tongkang yang mengangkut batubara berada di Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Sejumlah kapal tongkang yang mengangkut batubara berada di Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA -  Pemerintah mengklaim struktur ekspor Indonesia terus membaik sejalan dengan peningkatan proporsi komoditas non-SDA. Di sisi sektoral, ekspor sektor manufaktur menjadi komponen tertinggi dari total ekspor non-migas, tumbuh 29,83 persen (year-on-year/yoy) pada Maret 2022.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu berharap, ekspor manufaktur yang tinggi tersebut dapat menjadi bantalan. Tidak hanya bagi keseimbangan eksternal saja, namun juga ekonomi domestik termasuk dari sisi penciptaan lapangan kerja.

"Kinerja positif manufaktur menunjukan bahwa ekspor Indonesia semakin bernilai tambah tinggi dan tidak hanya mengandalkan komoditas. Hal ini didorong oleh salah satunya upaya hilirisasi yang kian menampakan hasil, sehingga akan terus diperkuat ke depannya," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/4/2022).

Dia menjelaskan, pemerintah saat ini tengah menggalakkan ekspor yang bernilai tambah tinggi dengan hilirisasi SDA Indonesia. Beberapa contoh produk tersebut antara lain besi, baja dan feronikel. Sebagai olahan mineral, produk tersebut kini mulai menopang ekspor Indonesia dengan pertumbuhan yang pesat.

Febrio juga menambahkan, prioritas hilirisasi SDA pemerintah saat ini adalah tambang dan mineral seperti nikel hidrat, besi dan baja, CPO seperti margarin, sabun mandi, serta migas dan Batubara seperti etilena, propilena, dan lain-lain.

Ekspor menjadi driver utama kinerja pertumbuhan ekonomi 2021 pada saat konsumsi rumah tangga mengalami tekanan akibat pandemi. Kontribusi ekspor pada pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2022 juga diperkirakan cukup signifikan, selain semakin menguatnya aktivitas konsumsi dan investasi seiring dengan keberhasilan pengendalian gelombang varian Omicron.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor Indonesia tumbuh kuat pada Maret 2022, bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 44,36 persen. Adapun pertumbuhan ekspor terjadi baik pada komponen migas 54,8 persen (yoy) maupun nonmigas 43,82 persen (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper