Bisnis.com, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2022 kembali mencetak surplus US$4,53 miliar akibat kenaikan ekspor nonmigas yang signifikan pada periode yang sama.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor nonmigas mencapai US$25,09 miliar atau naik 28,82 persen dibandingkan Februari 2022. Ekspor nonmigas juga tumbuh 43,82 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan surplus neraca perdagangan pada Maret didorong oleh pertumbuhan ekspor nonmigas yang cukup tinggi pada Maret 2022, terutama komoditas batu bara, kelapa sawit dan besi dan baja.
Jika dirinci, kenaikan ekspor nonmigas disumbang oleh sejumlah komoditas yakni bahan bakar mineral, besi dan baja, lemak dan minyak hewan nabati, nikel, dan logam mulia.
Sementara itu, penurunan terbesar disumbangkan oleh barang dari besi dan baja sebesar US$20,1 juta (-11,77 persen).
Ia menambahkan kenaikan ekspor nonmigas disumbangkan dari sejumlah mitra dagang utama yakni China, India, Amerika Serikat, Vietnam, dan Malaysia. Sebaliknya, penurunan ekspor nonmigas terbesar berasal dari Ukraina, Mauritania, Bulgaria, Turki, dan Rusia.
“Di samping itu, beberapa komoditas nonmigas yang mengalami kenaikan harga yang tinggi, diantaranya batu bara sebesar 49,91 persen, nikel 41,26 persen, dan minyak kelapa sawit 16,72 persen,” jelasnya.