Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan total nilai impor Indonesia pada Maret 2022 mencapai US$21,97 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan, kinerja impor tersebut meningkat sebesar 32,02 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) maupun secara tahunan sebesar 30,85 persen (year-on-year/yoy).
Secara bulanan, impor migas dan nonmigas mencatatkan pertumbuhan yang tinggi, masing-masing sebesar 20,33 persen mtm dan 34,05 persen mtm.
“Sementara dibandingkan dengan Maret 2021, impor meningkat 30,85 persen [yoy], di mana impor migas meningkat 53,22 persen dan impor nonmigas meningkat 27,34 persen,” katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (18/4/2022).
Berdasarkan penggunaan barang,Margo mengatakan impor sebagian besar merupakan bahan baku/penolong yang mencapai 77,46 persen dari total impor, kemudian diikuti barang modal sebesar 14,26 persen, dan barang konsumsi 8,28 persen.
Secara tahunan, peningkatan tertinggi terjadi pada bahan baku/penolong sebesar 31,53 persen yoy, serta barang modal sebesar 30,12 persen, semenara barang konsumsi meningkat 26,01 persen.
Baca Juga
Berdasarkan negara asal, Margo mengatakan Indonesia mengalami peningkatan impor terbesar dari China, Jepang, dan Hong Kong, masing-masingnya sebesar US$675,2 juta, US$546,6 juta, dan US$284,5 juta.
Di sisi lain, Indonesia juga mencatatkan adanya penurunan impor dari negara Austria, Marshall (kepulauan), dan Ukraina, masing-masing sebesar US$18,2 juta, US$17,0 juta, dan US$13,1 juta. Penurunan impor dari Ukraina terutama pada komoditas serealia dan disebabkan oleh perang Rusia dan Ukraina.