Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan bahwa perang Rusia dan Ukraina memberikan dampak yang signifikan di perdagangan global.
Pasalnya, Rusia dan Ukraina memiliki peran strategis sebagai eksportir terbesar untuk beberapa komoditas. Rusia misalnya dengan minyak mentah, batu bara, dan gandum, sementara Ukraina dengan seed oil, jagung dan gandum.
Perang Rusia dan Ukraina, kata Margo, menyebabkan melonjaknya harga komoditas di tingkat global dan bahkan menimbulkan tekanan inflasi yang tinggi ke sejumlah negara.
Kenaikan harga komoditas akibat perang ini mempengaruhi negara Barat, Eropa, Afrika, hingga Timur Tengah. Untuk di Eropa, rambatan akan menekan kondisi fiskal sejumlah negara dan menimbulkan kelangkaan energi. Adapun, di Afrika Utara dan Timur Tengah, dampaknya akan menyentuh sektor pariwisata.
Sementara itu, Margo menyampaikan, dampak dari perang Rusia dan Ukraina ke Indonesia pun dapat terlihat dari naiknya harga komoditas yang tinggi.
Di satu sisi, peningkatan harga komoditas, terutama nonmigas akan berpengaruh dan mendorong nilai ekspor Indonesia.
“Dampak ke Indonesia dengan naiknya harga komoditas nonmigas terutama batu bara dan CPO akan berpengaruh pada ekspor Indonesia,” katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (18/4/2022).
Di sisi lain, peningkatan harga komoditas terutama migas juga mempengaruhi dan mendorong kenaikan nilai impor Indonesia.
“Dan ini tergantung kedepan apakah perang Rusia dan Ukraina bisa berlangsung lama atau cepat, dampaknya ke Indonesia bisa diperkirakan melalui kenaikan harga komoditas di internasional,” kata Margo.