Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral China Tahan Suku Bunga dan Pangkas Cadangan Rasio Wajib

Bank of China mempertahankan suku bunga dan membuat kecewa para ekonomi yang mengharapkan penurunan.
Seorang pejalan kaki melewati depan Gedung People's Bank of China. /Bloomberg
Seorang pejalan kaki melewati depan Gedung People's Bank of China. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Bank sentral China kembali memangkas rasio cadangan wajib perbankan dan tidak mengubah suku bunga kebijakan di tengah diberlakukannya lagi lockdown yang meluas.

People's Bank of China (PBOC) memangkas reserve requirement ratio (RRR) hingga 25 basis poin, lebih rendah dari perkiraan para ekonom. Adapun bagi bank kecil, pemangkasan mencapai 50 basis poin, dilansir Bloomberg pada Sabtu (17/4/2022).

Pemangkasan RRR bertujuan untuk memandu bank menggunakan dana segar sehingga dapat mendukung industri dan usaha kecil yang terkena dampak pandemi.

Rasio rata-rata tertimbang untuk perbankan akan turun menjadi 8,1 persen setelah pengurangan, PBOC mengatakan dalam sebuah pernyataan, turun dari sebelumnya sebesar 8,4 persen.

PBOC juga mempertahankan suku bunga kebijakan, membuat kecewa para ekonomi yang mengharapkan penurunan.

Tindakan ini menunjukkan bank sentral menahan diri dari tren kenaikan suku bunga AS dan kawasan lain serta tren meningkatnya risiko inflasi.

Pelonggaran kebijakan moneter dinilai tidak terlalu berdampak untuk mendorong pertumbuhan ketika sebagian besar tekanan datang dari pendekatan keras China untuk memerangi Covid.

"Tantangan utama yang dihadapi ekonomi adalah penyebaran omicron dan kebijakan penguncian yang membatasi mobilitas. Likuiditas yang lebih besar akan menolong margin, tetapi tidak dapat mengatasi permasalahan utamanya," ujar Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management Zhang Zhiwei.

PBOC mengatakan perubahan RRR bakal efektif mulai 25 April dan akan meningkatkan jumlah uang beredar senilai 530 miliar yuan atau setara US$83 miliar untuk likuiditas jangka panjang. Pemangkasan RRR terakhir kali dilakukan pada Desember.

"Mengingat pemangkasan RRR lebih kecil dari prediksi dan perhatian bank sentral pada inflasi dan kenaikan [suku bunga] The Fed, kami tidak bisa memperkirakan penurunan suku bunga kebijakan atau penurunan RRR lebih jauh dari garis dasar kami," ujar analis Goldman Sachs Group Inc. termasuk Hui Shan dalam catatan pada Sabtu.

Adapun suku bunga pinjaman, acuan biaya pinjaman de facto China, akan diumumkan pada 20 April.

Kendati ekonom memperkirakan pemangkasan suku bunga, analis Goldman Sachs mengatakan kebijakan tidak akan berubah dalam bulan ini karena pemangkasan RRR mulai berlaku pada akhir April dan biaya yang dapat dihemat untuk bank tampaknya terlalu kecil.

Sebelumnya, kabinet China telah memberi sinyal pemangkasan RRR pada pertemuan hari Rabu. Para pejabat telah memperingatkan perlunya stimulus moneter dan fiskal lebih lanjut.

Ekonom memproyeksikan pertumbuhan China pada 2022 di bawah perkiraan pemerintah sebesar 5,5 persen.

Kepala Ekonom Pantheon Macroeconomics Ltd., Craig Botham menyebutkan bahwa pemangkasan ini dilakukan dengan enggan mengingat penurunan RRR sebesar 25 basis poin adalah yang terkecil dalam catatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper