Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberi sinyal kenaikan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Arifin mengatakan bahwa akibat situasi politik global yang tak menentu menyebabkan kenaikan harga acuan komoditas energi, termasuk gas.
Hal itu mengakibatkan harga gas untuk LPG yang ditetapkan dengan acuan CP Aramco mengalami kenaikan menjadi US$839,6 per metrik ton. Harga tersebut jauh di atas asumsi awal yang hanya mencapai US$569 per metrik ton.
Arifin menjelaskan, dalam jangka pendek pemerintah akan melakukan penyesuaian formula LPG 3 kg. Di sisi lain, dalam jangka menengah akan melakukan penyesuaian harga jual eceran untuk mengurangi tekanan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan menjaga inflasi.
"Dan penyesuaian harga jual eceran untuk mengurangi tekanan APBN dan menjaga inflasi, serta percepatan program biogas," jelas Arifin dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI Rabu (13/04/2022).
Adapun dalam jangka pendek, pemerintah juga akan mengawasi distribusi LPG 3 kg agar tepat sasaran.
"Untuk menjaga ketersediaan LPG dan mengurangi impor, dalam jangka pendek, akan dilakukan peningkatan pengawasan pendistribusian LPG 3 kg tepat sasaran, kerja sama dengan pemerintah daerah dan aparat penegak hukum, dan melakukan uji coba penjualan dengan aplikasi MyPertamina di 34 kabupaten/kota do 2022, serta melakukan penyesuaian formula LPG 3 kg," urainya.
Adapun untuk jangka menengah, pemerintah akan menerapkan subtitusi kompor LNG dengan kompor induksi.
“Pemerintah akan melakukan substitusi kompor LPG dengan kompor induksi [listrik]. Jaringan gas kota [jargas] yang diharapkan mencapai 1 juta rumah tangga per tahun. Kemudian, mengubah skema subsidi yang kini berbasis pada komoditas menjadi subsidi langsung ke penerima. Serta, substitusi dengan Dimethyl Ether [DME] untuk mengurangi 1 juta metrik ton LPG pada 2027,” pungkas Arifin.