Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Marak Penyelewengan Minyak Goreng, Kemendag Awasi Jalur Distribusi

Maraknya laporan penyelewengan minyak goreng subsidi membuat Kemendag fokus mengawasi jalur distribusi komoditas tersebut.
/Antara
/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) fokus untuk mengawal distribusi minyak goreng subsidi sampai ke tengah masyarakat sesuai kebijakan harga eceran tertinggi atau HET yang dipatok sebesar Rp14.000 per liter.

Langkah itu diambil menyusul sejumlah laporan penyelewengan minyak goreng subsidi yang terjadi pada rantai pasok sebelum sampai ke pengecer.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan kebijakan anyar ihwal HET minyak goreng subsidi itu berpotensi untuk mengalihkan orientasi produsen pada minyak goreng kemasan yang relatif lebih mahal lantaran ikut fluktuasi harga pasar dunia.

“Saat ini yang harus kita pastikan distribusinya minyak goreng curah karena ada kebijakan begitu minyak goreng kemasan direlaksasi bisa saja orientasi produsen ke minyak goreng kemasan,” kata Oke saat kunjungan kerja ke Pasar Cibinong, Jawa Barat, Selasa (12/4/2022).

Alasannya, Oke menambahkan HET minyak goreng subsidi itu relatif berseberangan dengan mekanisme atau fluktuasi harga pasar. Menurut dia, produsen atau oknum minyak goreng berpotensi memanfaatkan celah distribusi untuk meraup keuntungan yang lebih besar dari disparitas harga dua jenis minyak goreng di tengah masyarakat tersebut.

“Karena melawan mekanisme pasar harga pasar tinggi sementara HET Rp14.000 ini tentu tadi pengusaha-pengusaha, oknum-oknum yang mementingkan dirinya sendiri memanfaatkan celah itu. Itu yang kita awasi,” tuturnya.

Berdasarkan data milik otoritas perdagangan per 11 April 2022, harga minyak goreng curah berada di angka Rp18.200 per liter atau naik 13,75 persen dibandingkan dengan bulan lalu di tingkat pengecer secara nasional. Peningkatan harga itu juga masih berlanjut pada minyak goreng kemasan premium yang bertengger di posisi Rp26.300 per liter atau naik 41,40 persen secara bulanan.

Sementara, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dumai berada di angka Rp13.801 per liter atau turun 5,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, CPO Rotterdam naik 10,31 persen secara bulanan di angka US$1.445 per ton.

Adapun stok indikatif untuk komoditas minyak goreng secara keseluruhan mencapai 628,58 ribu ton secara nasional dengan ketahanan sekitar 1,49 bulan. Otoritas perdagangan mencatat kebutuhan minyak goreng mencapai 422 ribu ton per bulan.

Sebelumnya, Kementerian Industri (Kemenperin) mengakui adanya penyelewengan penggunaan minyak goreng subsidi setelah disalurkan ke distributor yang mengakibatkan harga komoditas strategis itu tertahan tinggi hingga pekan ini. Kendati demikian, Kemenperin tetap berfokus untuk menggenjot kapasitas produksi di tengah permintaan masyarakat yang kembali pulih pada tahun ini.

“Penyelewengan di distributor mungkin saja itu ada, permainan misalkan dari distributornya balik lagi ke pabriknya diolah lagi atau dari distributornya dikemas ulang untuk menjadi kemasan sederhana atau premium, tapi kami fokus untuk produksinya dahulu,” kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri melalui sambungan telepon, Senin (11/4/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper