Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian ESDM menetapkan harga Indonesia Crude Price (ICP) atau indeks minyak mentah Indonesia pada Maret 2022 naik sebesar US$17,78 per barel dari semula US$95,72 per barel menjadi US$113,5 per barel.
Penyebab kenaikan harga ini adalah konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang terus berlanjut. Penetapan harga rata-rata minyak mentah ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 33.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Maret 2022 tanggal 1 April 2022.
Moshe Rizal, Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) menyatakan peningkatan harga minyak akibat imbas konflik Rusia dan Ukraina menyebabkan ketidakpastian bagi investor.
“Bulan lalu harga minyak mencapai US$130 per barel, sementara bulan ini, WTI jatuh hingga di bawah US$100 per barel. Ini menunjukkan fluktuasi harga. Karena dengan kenaikan harga yang tinggi, peluang jatuhnya harga minyak juga besar,” tutur Moshe dalam acara Market Review yang diselenggarakan oleh IDX Channel, Jumat (8/4/2022).
Menurut Moshe, investor masih tetap berhati-hati dalam berinvestasi di sektor hulu migas.
“Harga minyak bisa saja jatuh ke level US$30-40 per barel. Oleh karena itu, investor masih akan berhati-hati dalam berinvestasi di sektor hulu migas,” jelas Moshe.
Baca Juga
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengamini pernyataan tersebut. Menurutnya, tingginya harga minyak dunia belum menunjukkan percepatan investasi hulu migas nasional.
“Harusnya [kenaikan harga minyak dunia] mengarah ke percepatan investasi, tetapi saat ini belum,” ujar Mamit kepada Bisnis, Jumat (08/04/2022).
Kendati demikian, SKK Migas tetap memanfaatkan momentum harga minyak dunia yang tinggi dengan mendorong KKKS untuk melakukan investasi yang lebih agresif, serta mendorong KKKS untuk melaksanakan programnya lebih dini sejak awal tahun.