Bisnis.com, JAKARTA – Pembatasan mobilitas angkutan barang saat puncak arus mudik tahun ini diperkirakan berdampak minim terhadap kinerja logistik. Kendati demikian, pelaku usaha logistik memiliki kekhawatiran lain terkait dengan kelangkaan solar bersubsidi atau biosolar.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto menjelaskan pembatasan mobilitas angkutan saat mudik merupakan hal yang normal. Pada tahun-tahun sebelumnya, pemerintah bahkan menerapkan pembatasan bagi angkutan barang sejak H-7 Idulfitri. Tahun ini, pemerintah menerapkan pembatasan H-3 atau sejak 29 April sampai dengan 1 Mei 2022.
Pemerintah akan membatasi mobilitas angkutan barang pada saat H-3 Idulfitri, serta sebelum 8 Mei yang diperkirakan menjadi puncak arus balik.
"Trennya memang seperti itu. Karena ini sudah setiap tahun kita lakukan seperti itu, asal jangan ada kenaikan [harga] BBM. Solar bersubsidi dalam hal ini," jelas Mahendra, Senin (4/4/2022).
Mahendra mengatakan kenaikan harga solar berubsidi atau biosolar akan memicu kelangkaan, yang saat ini pun sudah terjadi di berbagai daerah utamanya di luar Pulau Jawa. Konsekuensinya, kelangkaan akan menyebabkan penundaan pengiriman.
"Kalau terjadi penundaan pengiriman, maka akan terjadi efek bola salju. Jadi industri tidak bisa jualan pada saat peak season," tuturnya.
Baca Juga
Hingga saat ini, Mahendra menyebut kelangkaan masih terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Menurutnya, banyak antrean memanjang dan beberapa pengemudi menyiasati kelangkaan tersebut dengan membawa BBM dalam jeriken untuk didistribusikan ke pelaku angkutan logistik di luar Jawa.
"Pertalite dan biosolar itu kan hajat hidup orang banyak. Apakah itu ojek online, taksi online, angkot. Kalau biosolar itu jalur logistik. Kami berharap biosolar tidak naik [harganya]," ujarnya.
Dia menekankan bahwa pemerintah harus melihat hal tersebut dengan perspektif lebih luas yakni rantai pasok, bukan hanya soal transportasi. Kenaikan harga biosolar yang mengaliri jalur logistik bisa ikut memengaruhi elemen lain dalam rantai pasok.
"Jangan sampai perfecting the wrong thing. Kesalahan soal langkanya [biosolar] ini misalnya ada yang mengendapkan, ya berantas mafianya. Jangan karena tidak bisa berantas mafianya terus ini langka, baru dibebankan kenaikan harga kepada masyarakat," tutupnya.
Di sisi lain, Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesi (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengatakan pergerakan para pengemudi truk angkutan barang biasanya akan masih tinggi pada hari-hari mendekati Idulfitri.
Menurut Gemilang, mulai awal Ramadan sampai dengan menjelang Idulfitri, aktivitas pengiriman barang akan terus berlangsung. Apalagi, banyak barang kebutuhan masyarakat yang akan diangkut melalui jalur darat.
Namun, volume pengiriman mendekati Idulfitri atau pada puncak arus mudik diprakirakan akan berkurang. Gemilang memastikan bahwa para pengusaha truk hingga pengemudi akan tetap memprioritaskan angkutan penumpang atau pemudik.
"Ini kan sudah dua tahun orang tidak [mudik] lebaran, jadi angkutan barang merasa perlu memberikan kesempatan pada mereka [pemudik]. Jadi kemarin kita sampaikan, untuk kali ini kita mengalah saja lewat jalan pinggiran. Apabila macet, kita berhenti di tempat-tempat tertentu," terang Gemilang, Senin (4/4/2022).
Di sisi lain, Gemilang berpesan agar pemerintah bisa mengatasi kelangkaan BBM solar bersubsidi atau biosolar yang saat ini masih terjadi. Khususnya, di luar Pulau Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Pada saat yang sama, Gemilang menyebut permintaan akan meningkat lebih tinggi jelang hari besar seperti Idulfitri. Biasanya saat Ramadan, kata Gemilang, volume kegiatan logistik bisa meningkat 20 persen lebih tinggi daripada hari-hari biasanya.
"Di beberapa daerah laporan ini masih saja ada masalah [kelangkaan solar subsidi]. Mudah-mudahan pemerintah membuat ini jadi tenang semua lah, apabila mau lebaran ini. Jangan sampai ada kesulitan seperti itu, membawa keributan saja itu," ujar Gemilang.