Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakan Jadi Tantangan Utama Produktivitas Bahan Baku Susu

Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi mengatakan ketersediaan pakan menjadi perhatian terutama di tengah lonjakan harga bahan baku.
Peternak memberi pakan sapi potong miliknya di Desa Curug, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (10/8)/Antara
Peternak memberi pakan sapi potong miliknya di Desa Curug, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (10/8)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Persoalan utama dalam upaya meningkatkan produktivitas bahan baku susu dalam negeri terletak pada ketersediaan pakan.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi mengatakan ketersediaan pakan menjadi perhatian terutama di tengah lonjakan harga bahan baku. Hal itu membuat peternak dan koperasi kesulitan mendapatkan pakan dengan harga terjangkau.

Dalam jangka panjang, Dedi meminta pemerintah turun tangan dalam menyediakan pasokan pakan yang terjangkau sehingga upaya meningkatkan produktivitas peternak sapi perah bukan isapan jempol belaka.

"Harus ada beberapa bahan baku yang diamankan oleh pemerintah, tanpa itu akan sangat besar nilainya untuk peternak sapi perah. Seperti hari ini, white polard itu harganya Rp4.500 sementara koperasi harus menjual pakannya Rp3.000-Rp3500," kata Dedi di Jakarta, Selasa (5/4/2022).

Dedi menambahkan bahwa pemerintah perlu mendorong korporasi memproduksi pakan ternak sapi perah yang sesuai kebutuhan peternak. Pasalnya, selama ini umumnya peternak meracik sendiri pakan ternaknya sehingga biaya pun tidak dapat ditekan.

Untuk menggenjot produktivitas, sejauh ini Dedi mewajibkan koperasi susu seluruh Indonesia memelihara sapi betina perah. Kemudian, sapi-sapi anakan juga diberi sertifikat untuk mengidentifikasi asal-usulnya sehingga pembibitan dapat terjamin kualitasnya.

Selain itu, Dedi juga mendorong penegakan aturan yang melarang penyembelihan sapi betina yang produktif. Jika sanksi bisa dijalankan oleh pemerintah, akan berkesinambungan dengan upaya yang dilakukan koperasi.

Sebelumnya, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustria Putu Juli Ardika mengakui bahwa pakan adalah tantangan terbesar untuk mengembangkan industri bahan baku susu.

Di kawasan lumbung sapi ternak seperti Sumbawa, pihaknya mendorong penanaman indigofera, hijauan bernutrisi tinggi sebagai alternatif pakan yang mengandung protein.

"Indigofera itu 30 persen dari berat keringnya adalah protein. Kami mencoba mengarahkan peternakan yang menuju semi intensif dan intensif," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper