Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Orang Lihat Saya Ingat Pajak dan Utang

Menurut Menkeu Sri Mulyani enarikan pajak dan penerbitan utang merupakan salah satu bentuk kerja Kementerian Keuangan. Hasil kerja itu dapat berupa belanja negara, seperti pengadaan vaksin, penyaluran bantuan sosial, hingga pembangunan infrastruktur yang menjadi aset negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat tiba di depan Ruang Rapat Paripurna I untuk menghadiri Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat tiba di depan Ruang Rapat Paripurna I untuk menghadiri Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa persepsi masyarakat terhadap dirinya identik dengan pajak dan utang. Menurutnya, pemerintah harus mampu menyampaikan kebijakan dan hasil kerja dengan kepada masyarakat untuk menepis berbagai persepsi juga sebagai bentuk pertanggung jawaban.

Hal tersebut disampaikan oleh Sri Mulyani dalam acara serah terima barang milik negara (BMN) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kepada sejumlah pemerintah daerah dan lembaga. Penyerahan itu berlangsung pada Selasa (29/3/2022).

Sri Mulyani menyebut bahwa pengelolaan BMN merupakan salah satu bentuk kerja pemerintah yang dapat terasa langsung oleh masyarakat. Sementara itu, kerja lainnya kadang tidak terasa secara langsung oleh masyarakat, sehingga kerap terdapat sejumlah persepsi kepada pemerintah, seperti yang Sri Mulyani alami sendiri.

"Orang kalau melihat saya ingatnya 'wah ini akan dipajaki', 'pasti mau utang'. Kalau Pak Basuki [Menteri PUPR] kan orang ingat 'oh, bikin jalan, bikin jembatan'," ujar Sri Mulyani pada Selasa (29/3/2022).

Padahal, menurutnya, penarikan pajak dan penerbitan utang merupakan salah satu bentuk kerja Kementerian Keuangan. Hasil kerja itu dapat berupa belanja negara, seperti pengadaan vaksin, penyaluran bantuan sosial, hingga pembangunan infrastruktur yang menjadi aset negara.

Menurut Sri Mulyani, pemerintah pusat menyerahkan sejumlah BMN agar pemerintah daerah dan lembaga terkait dapat melanjutkan pengelolaan aset sekaligus memanfaatkannya. Keberadaan BMN pun dapat membuat masyarakat lebih merasakan manfaat dari kerja pemerintahan.

"Karena terkadang masyarakat tidak merasa memiliki terhadap aset negara [yang tidak berbentuk fisik]," ujar Sri Mulyani.

Dia menjelaskan bahwa total terdapat Rp488 triliun BMN yang dihibahkan dalam tiga tahun terakhir. Pada 2019, nilai hibah BMN mencapai Rp57,5 triliun, lalu pada 2020 senilai Rp102,6 triliun, dan pada 2021 meningkat hingga Rp328,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper