Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Pendapat Kadin Soal Mudik 2022

Kebijakan mudik pada tahun ini yang lebih longgar akan meningkatkan mobilitas. Namun volume tersebut belum mencapai level sebelum pandemi.
Penumpang kereta api Sawunggalih dari Kutoarjo tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (3/1/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Penumpang kereta api Sawunggalih dari Kutoarjo tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (3/1/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyikapi secara positif kebijakan mudik pada tahun ini yang akan berpengaruh terhadap pergerakan ekonomi, distribusi, dan pelaku usaha transportasi.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan Denon Prawiraatmadja mengatakan kebijakan mudik pada tahun ini memberikan keleluasaan bagi industri transportasi untuk bertumbuh kembali. Pelonggaran kebijakan untuk mudik juga akan membantu ekonomi untuk tumbuh lebih baik.

Namun, Denon menyebut untuk tumbuh ke level sebelum pra pandemi tentunya akan membutuhkan waktu. Sebab baru pada awal tahun ini industri transportasi baru memulai tren pergerakan.

"Harapannya sesuai kebijakan ini adalah segera kembali seperti sebelum Covid-19 secara bertahap. Industri penerbangan sendiri diharapkan pada 2024 baru pulih total," ujarnya, Kamis (24/3/2022).

Senada, Koordinator Wakil Ketua Umum Kadin IV Bidang Peningkatan, Kualitas Manusia, Ristek dan Inovasi Carmelita Hartoto menyambut positif atas kebijakan boleh mudik yang dampaknya positif untuk pelaku transportasi. Pergerakan industri transportasi penumpang baik pribadi dan dan umum diharapkan naik. Termasuk untuk kapal penyebrangan.

"Dan karena banyak yang mudik, maka pergerakan ekonomi di daerah meningkat sehingga permintaan barang konsumsi juga meningkat yang berdampak transportasi barang juga akan naik. Serta ekonomi di daerah juga bertumbuh," katanya.

Kebijakan teknis yang lebih detail dalam mengatur syarat perjalanan bagi pengguna transportasi udara perlu segera diterbitkan sebagai pedoman maskapai menganalisis jumlah penumpang.

Pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (JAPRI) Gerry Soejatman mengharapkan jumlah penumpang yang mudik pada tahun ini bisa jauh lebih banyak dibandingkan dengan pada periode dua tahun terakhir. Namun, harapan tersebut tentunya bergantung kepada detail syarat perjalanan yang telah diterbitkan oleh pemerintah kedepannya.

Menurutnya jika ternyata ada persyaratan yang lebih memberatkan penumpang pesawat dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, hal ini akan meredam permintaan tiket pesawat.

“Kami harus lihat peraturan di lapangannya nanti. Kalau ternyata yang naik kendaraan pribadi nggak perlu testing, ya akan banyak yang pindah ke kendaraan pribadi untuk mudik,” ujarnya.

Sementara itu, Gerry memprediksikan jumlah penumpang pesawat pada periode idul fitri sama dengan pada periode libur akhir tahun 2021.

“Namun untuk jumlah penumpangnya, sepertinya akan seperti liburan akhir tahun 2021 dan masih jauh di bawah musim mudik biasanya. Ini dikarenakan dampak ekonomi dari pandemi dimana keuangan masyarakat banyak yang belum pulih, dan juga keterbatasan kapasitas maskapai yang menurun akibat pandemi,” imbuhnya.

Sependapat, Pemerhati penerbangan Alvin Lie mengatakan kendati pemerintah telah mengumumkan sejumlah syarat perjalanan bagi masyarakat agar bisa melakukan mudik tetapi kebijakan tersebut berpotensi berubah pada pelaksanaannya karena belum diterbitkan dalam bentuk aturan teknis.

Alvin juga berpendapat saat ini penumpang mudik yang lebih sulit dikendalikan terkait dengan prosedur kesehatan adalah melalui transportasi darat. Sementara untuk transportasi udara jauh lebih mudah dipantau dalam menerapkan aturan tersebut.

Namun, sejauh ini, dia menilai jumlah pergerakan penumpang sudah mulai membaik serta frekuensi penerbangan juga sudah mulai bertambah.

“Saya melihat ada optimisme kebangkitan kembali penumpang pesawat udara walaupun tentunya masih jauh dibandingkan dengan 2018 dan 2019. Tapi kalau dibandingkan dengan 2020 dan 2021 sudah jauh lebih baik,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper